Cerita Pilu Musisi Cafe "Survive" di Tengah Pandemi: Ada yang Banting Setir Jadi Pengantar Galon

| 18 Sep 2020 19:56
Cerita Pilu Musisi Cafe
Ilustrasi penyanyi kafe (Foto: Pexels/Ganang Cakra)

ERA.id - Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama hampir satu tahun ini telah meluluhlantakkan semua sendi kehidupan. Ekonomi jadi salah satu masalah yang paling sering dikeluhkan banyak orang. Salah satunya para musisi kafe.

Banyaknya kafe yang ditutup karena alasan meminimalisir penyebaran virus menyebabkan sejumlah musisi terpaksa dirumahkan. Kehilangan pekerjaan membuat mereka memutar otak bagaimana mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Ady Mulyadi, vokalis grup D'Martyns kini banting setir jadi pengantar air galon. Profesi baru itu terpaksa dilakoni pria 34 tahun itu untuk membuat dapurnya tetap ngebul.

Dengan menggunakan sepeda motor miliknya, Ady yang tinggal di Jatibening, Bekasi, setiap hari mengantarkan galon air mineral ke rumah-rumah warga. Semua dijalani Ady tanpa ada sedikit pun rasa gengsi.

Bahkan saking sulitnya mencari nafkah di tengah pandemi, Ady seringkali meminjam uang kepada temannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Ilutrasi (Pixabay)

"Saking parahnya saya sampai harus pinjam uang sama teman buat beli makan," ungkap Ady melalui konferensi pers via Zoom dalam acara "Press Conference POSe Musicafe Festival" pada Jumat (18/9/2020).

Sebetulnya tidak hanya Ady Mulyadi yang merasa dirugikan akibat pandemi COVID-19. Ada juga musisi kafe lainnya yang harus beralih profesi jadi pedagang parfum, pengemudi ojek online, berjualan ikan cupang, menjual makanan secara online, hingga mengajar musik private.

Menurut data, sudah lebih dari 1.400 musisi kafe di Jakarta yang kehilangan pekerjaan, sejak 6 bulan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan. Kini mereka tidak punya pilihan lain, karena kehidupan akan terus berjalan.

Beberapa band mencoba survive dengan melakukan cara kreatif: Ngeband secara virtual. Namun, dengan segala keterbatasan yang ada, peminatnya semakin hari semakin berkurang.  

Kegelisahan para musisi kafe menemui puncaknya dalam bentuk gugatan kepada Pemprov DKI Jakarta. Mereka berunjuk rasa supaya Pemda turun tangan memperhatikan nasib para pekerja seni seperti mereka. 

Merasa prihatin melihat kondisi para musisi, POS Entertaiment bersama JAKTV berinisiatif menggelar "POSe Musicafe Festival 2020". Program ini adalah bentuk kepedulian konkret kepada para musisi kafe agar bisa tetap eksis di tengah pandemi COVID-19.  

"Ini sebagai kepedulian kami serta ingin memfasilitasi musisi kafe agar tetap berkarya dan mempertahankan eksistensinya di dunia musik. Dengan adanya kegiatan ini, harapannya dapat membantu mereka untuk mendapat penghasilan tambahan," ujar Dhani Pette Widjanarko dari POS Entertainment.

Tags : covid-19
Rekomendasi