ERA.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan perusahaan-perusahaan pelat merah Indonesia saat ini dalam kondisi keuangan yang sehat.
"Jadi kalau kita lihat posisi BUMN seperti apa? Kemarin Fortune 100 mengeluarkan 100 perusahaan besar kurang lebih ada 30 BUMN . Lalu kalau dilihat dari laba BUMN, artinya BUMN sehat," ujar Erick dikutip dari situs Kementerian BUMN.
Erick menuturkan peringkat itu tak lepas dari Kementerian BUMN yang telah melakukan inovasi, transformasi, dan efisiensi terhadap seluruh perusahaan pelat merah yang dilakukan sebelum terjadi pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, Erick berkata strategi ini membuat perusahaan BUMN tahan dari gempuran dan hantaman pandemi yang hampir melumpuhkan berbagai sektor usaha.
Menurutnya, melalui program bersih-bersih BUMN, perusahaan negara yang kinerja keuangannya mengalami kerugian akibat adanya kasus korupsi di tubuh manajemen, dapat teratasi sehingga dapat kembali sehat dan mencatat pertumbuhan.
"Seperti awalnya contoh kita ingin melihat dana pensiun kita harus diperbaiki kenapa justru di kuartal IV 2019, saya baru menjabat kita bersih-bersih BUMN yang namanya Jiwasraya lalu Asabri itu kan penting," ucapnya.
"Kita lihat hasil restrukturisasi misanya di perkebunan yang hutangnya Rp 41 triliun kita restrukturisasi. Kalau ada tindak pidana korupsi seperti Krakatau Steel dan Garuda harus kita proses. Tapi proses itu berjalan dan akhirnya terjadi konsolidasi yang baik yng tadinya labanya minus 1,4 (triliun) bukunya untung Rp Rp 4,6 triliun. Dan kita tentu saat," lanjutnya.
Erick melanjutkan lebih jauh, pihaknya juga melakukan efisiensi berdasarkan sektor. Seperti misalnya, pada sektir kesehatan, perusahaan BUMN yang memiliki Rumah Sakit (RS) disatukan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif bagi masyarakat.
"Lalu kita konsolidasi di kuartal IV 2019 mengenai RS BUMN yang tadinya terpencar menjadi satu dan itu turut membantu pada saat covid dimana jumlah tempat tidurnya 50% pada sat Covid imana pihak lain hanya berapa persen waktu itu," jelasnya.
Sementara pada setor perbankan, pihaknya juga melakukan trasformasi dan pengembangan pada perbankan Syariah melalui Bank Syariah Indonesia (BSI). Sebab, menurutnya, Indonesai sebagai negara muslim terbesar di dunia harus memiliki bank Syariah yang berfundamental kuat.
"Akhirnya kalau kita lihat hari ini bagian labanya tumbuh baik," pungkasnya.