Cerita Petugas Ambulans saat Evakuasi Brigadir J di Rumah Sambo: Diminta Matikan Sirine dan Jasad Ditutupi Masker

| 07 Nov 2022 13:42
Cerita Petugas Ambulans saat Evakuasi Brigadir J di Rumah Sambo: Diminta Matikan Sirine dan Jasad Ditutupi Masker
Petugas ambulans, Ahmad Syahrul (Tangkapan layar)

ERA.id - Petugas ambulans, Ahmad Syahrul mengatakan dirinya tidak tahu jika akan mengangkut jenazah Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) saat diminta ke rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel), Jumat (08/07) lalu.

Hal ini dijelaskan Ahmad ketika menjadi saksi di persidangan terdakwa Bharada Richard Eliezer (Bharada E), Bripka Ricky Rizal (Bripka RR), dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (07/11/2022).

Awalnya, Ahmad bercerita, dirinya dihubungi orang tak dikenal melalui media sosial WhatsApp untuk datang ke rumah dinas Sambo, sekitar pukul 19.08 WIB. Dia pun segera menuju ke lokasi.

Sesampainya di sekitar Kompleks Polri Duren Tiga, dia didatangi anggota provos. Ahmad lalu diminta untuk mematikan sirine ambulans.

"Lalu saya disetop, ditanya 'mau ke mana? dan tujuan apa?'. Saya jelaskan 'permisi Pak, saya dapat arahan dari kantor saya untuk jemput di titik lokasi saya kasih unjuk lihat'. Lalu katanya 'ya sudah mas nanti lurus aja ikutin nanti diarahkan, minta tolong semua rotator ambulans dan sirine dimatikan," kata Ahmad.

Ketika tiba rumah dinas Ferdy Sambo, petugas ambulans ini melihat banyak anggota polisi. Ahmad pun mengira akan mengantar orang sakit. Namun ternyata dia diminta untuk mengantar jenazah.

"Lalu saya bilang yang sakit yang mana Pak?', katanya ikutin aja. Lalu saya jalan melewati garis police line, habis itu saya terkejut ada satu jasad jenazah di samping tangga, Yang Mulia," ucapnya.

Ahmad mengatakan jasad itu masih tergeletak di lantai dan berlumuran darah. Dia pun diminta salah satu anggota polisi di sana untuk mengecek nadi mayat tersebut.

"Saya disuruh salah satu anggota untuk cek nadinya. Saya cek sudah tidak ada nadinya," katanya.

Foto saat Brigadir J tewas tergeletak berlumuran darah di rumah dinas Ferdy Sambo ditampilkan. Hakim lalu menanyakan memakai baju apa Yosua saat ditemukan tewas.

Ahmad mengaku lupa. Yang Ahmad ingat, jasad itu bermasker.

"Dia sudah lepas bajunya?," tanya hakim. "Belum, masih seperti itu, posisinya terlentang, cuma pake baju, Yang Mulia," balas Ahmad.

"Posisinya (badan jenazah) gini?," kata hakim.

"Iya Yang Mulia, dan wajahnya ditutupi masker, Yang Mulia," timpal Ahmad.

Ahmad mengatakan jenazah saat itu memakai masker bewarna hitam atau sama seperti di foto yang ditampilkan di ruang persidangan itu.

"Bajunya tidak tersikap begini ya?," tanya hakim dan dibalas 'tidak' oleh Ahmad.

Kepada hakim, Ahmad mengatakan dirinya tidak dijelaskan siapa mayat tersebut. Dia hanya mengatakan di tubuh mayat tersebut ada luka tembak.

"Luka apa yang saudara lihat?," tanya hakim.

"Hanya luka tembak, di badan," ucap Ahmad.

"Tahu dari mana luka tembak?," balas hakim. "Ada bolongan di dada sebelah kiri kalau tidak salah, Yang Mulia," kata Ahmad.

Lebih lanjut, Ahmad mengatakan jenazah Yosua pun dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Rekomendasi