Di Tengah Wacana Mundur dari Menteri, Mahfud Temui Megawati, Ada Apa?

| 30 Jan 2024 20:23
Di Tengah Wacana Mundur dari Menteri, Mahfud Temui Megawati, Ada Apa?
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto ditemani Aria Bima di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2024). (Dok PDI Perjuangan)

ERA.id - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut tiga, Mahfud MD dikabarkan menemui Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Pertemuan itu dilakukan di tengah wacana pengunduran diri Mahfud dari jabatan menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan (menko polhukam).

Kabar tersebut dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto. Menurutnya, Mahfud dan Megawati bertemu pada Senin (29/1) sore.

"Memang betul kemarin diadakan pertemuan antara Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Prof Mahfud MD, jam 17:30 WIB. Itu pertemuan rutin, karena selalu dilakukan evaluasi secara rutin terhadap seluruh tahapan-tahapan kampanye," kata Hasto di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2024).

Dalam pertemuan itu, kata Hasto, keduanya juga membahas soal dinamika politik. Tapi tidak dijelaskan secara rinci.

"Kemudian, di dalam pertemuan Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Prof Mahfud MD, tentu saja juga dibahas hal-hal terkait dengan dinamika politik nasional," kata Hasto.

Terkait dengan rencana pengunduran diri Mahfud, menurut Hasto sudah lama mendapat restu dari Megawati. Hal itu kemudian dibahas bersama Ganjar Pranowo dan partai-partai politik pengusung.

"Sudah lama diberikan restu," kata Hasto.

Sekretaris TKN Ganjar-Mahfud itu menambahkan, saat ini Mahfud tengah mempercepat penyelesaian persoalan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya sebagai menteri.

Semisal, soal konflik agraria hingga hukum. Penyelesaian konflik itu, menurut Hasto, agar sosok menteri pengganti Mahfud pun bisa melanjutkan apa yang sudah diselesaikan.

"Sehingga siapapun yang nanti akan menggantikan Prof Mahfud tetap di dalam suatu spirit yang sama untuk membela rakyat, untuk menegakkan keadilan. Jangan malah menumbuhkan suatu kekuatan intimidasi yang baru," ujar Hasto.

"Ada Prof Mahfud saja muncul intimidasi, apalagi kalau tidak ada Prof Mahfud," pungkasnya.

Rekomendasi