Tim AMIN Singgung Intervensi Bansos di Balik Tingginya Suara Prabowo-Gibran

| 27 Mar 2024 12:30
Tim AMIN Singgung Intervensi Bansos di Balik Tingginya Suara Prabowo-Gibran
Annggota THN AMIN, Bambang Widjajanto. (Antara)

ERA.id - Tim Hukum Nasional (THN) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menyinggung soal intervensi program pemerintah yaitu bantuan sosial (bansos) untuk menggenjot perolehan suara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Hal itu disampaikan dalam sidang perdana gugatan sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024).

Annggota THN AMIN, Bambang Widjajanto mengatakan, intervensi bansos itu digerakan oleh Presiden Joko Widodo yang sampai turun ke 15 daerah di Jawa Tengah.

"Kunjungan Pak Jokowi di Jawa Tengah ada lebih dari 15 dan di daerah itu bansosnya luar biasa, intervensi terhadap aparaturnta juga luar biasa dan kenaikan perolehan angka paslon 02 juga luar biasa," kata Bambang.

Dengan adanya intervensi bansos hingga aparat negara itu akhirnya mempengaruhi peningkatan suara untuk Prabowo.

Berdasarkan riset yang dilakukan THN AMIN, Prabowo mengalami kenaikan suara yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

"Setelah kunjungan dari Pak Jokowi ke beberapa tempat di beberapa daerah, kalau kita mengkategorisir angka Pak Prabowo di 2014, 2019, dan 2024 di mana intervensi-intervensi kekuasaan terjadi, maka terjadi lonjakan yang luar biasa sekali setelah kunjungan dari pak Jokowi ke beberapa tempat di beberapa daerah, kalau kita mengkategorisir angka pak Prabowo di 2014, 2019 dan 2024 di mana intervensi-intervensi kekuasaan terjadi maka terjadi lonjakan yang luar biasa sekali," ujarnya. 

Dia lantas mencontohkan kenaikan suara Prabowo di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Pada 2014, Prabowo hanya mengantongi suara sebanyak 21,91 persen. Perolehan suaranya menurun di 2019 menjadi 9,01 persen. Namun pada Pilpres 2024 ini naik signifikan menjadi 75,39 persen.

"Artinya, terjadi kenaikan 66,38 persen dan kami meyakini angka itu terjadi bukan karena kehebatan pemilih di dalam memilih calon terbaiknya, tetapi ada intervensi yang luar biasa dari bansos, dari kunjungan-kunjungan," ucapnya.

Rekomendasi