ERA.id - DPP PDI Perjuangan ogah menanggapi terlalu serius deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) bentukan Din Syamsudin Cs. Bagi partai besutan Megawati Soekarnoputri ini, lebih penting bagi partainya untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, kader partainya tanpa perintah pun akan cepat merespon manuver dari 'KAMI'. Apalagi PDIP adalah partai utama pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Skala prioritas partai saat ini adalah menyatu dan bergotong royong dengan rakyat di dalam mengatasi dampak COVID-19, bukan menanggapi deklarasi 'KAMI'. Karena sikap mereka ke Pak Jokowi seperti itu, tanpa diperintah, rakyat dan grass roots Partai merespons cepat manuver elit 'KAMI'," ujar Hasto melalui keterangan tertulisnya, Rabu (19/8/2020).
Menurut Hasto, bukan jatah DPP PDIP untuk mengomentari. Dia pun mempersilahkan Ketua DPC PDIP Kota Tangerang Selatan Wanto Sugito untuk berkomentar.
"Biarlah Ketua DPC PDI Perjuangan yang menanggapi," kata Hasto.
Sementara menurut Wanto, deklarasi 'KAMI' pagi tadi di Tugu Proklamsi, Jakarta dinilai sekedar manuver politik mengatasnamakan penyelamatan rakyat. Sebab para pesertanya saja tak mengikuti protokol kesehatan COVID-19.
“Namanya saja Koalisi Aksi. Jadi disitu yang ada hanya aksi politik. Jangankan menyelamatkan Indonesia, menjaga disiplin deklarasi dengan mematuhi protokol COVID-19 saja tidak bisa," kata Wanto.
Dia mengatakan kredibilitas 'KAMI' sudah tergerus dengan sendirinya oleh karakter para pengusungnya yang lebih kedepankan manuver politik.
Wanto percaya rakyat Indonesia sudah semakin cerdas. Rakyat punya intuisi kolektif guna membedakan mana pemimpin yang mumpuni dan bekerja keras bagi negeri.
"Rakyat bisa membedakan yang mana yang niat jadi pemimpin tapi nyatanya hanya mengejar mimpi. Kami meragukan maksud deklarator KAMI, kecuali hanya sebagai representasi mewakili barisan sakit hati," kata Wanto.
Seperti diketahui, 'KAMI' telah mendeklarasikan diri pagi tadi di Tugu Proklamasi. Sejumlah tokoh publik nampak ikut bergabung di sana seperti Rahmawati Soekarnoputri, Rizal Ramli, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, Sri Edy Swasono, Rahmat Wahhab, Taufik Ismail, MS. Kaban, Rocky Gerung, Said Didu, hingga pakar hukum Refly Harun.
Acara tersebut memang terlihat tidak mentaati protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Misalnya, saat pembacaan deklarasi, tokoh-tokoh tersebut berdiri tanpa memperhatikan jarak aman. Selain itu, banyak peserta yang tak menggunakan masker dan berdesak-desakan.
Ketua Komite KAMI Ahmad Yani menyebut organisasi tempatnya bernaung merupakan gerakan moral yang berjuang demi mewujudkan masyarakat Indonesia sejahtera. Dia menyebut KAMI akan melakukan pengawasan dari segala potensi penyimpangan.
"KAMI berjuang dengan melakukan berbagai cara sesuai konstitusi, baik melalui edukasi, advokasi, maupun cara pengawasan sosial, politik moral, dan aksi-aksi dialogis, persuasif, dan efektif," ucap Ahmad Yani saat membacakan Jati Diri KAMI di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8/2020).