Mereka Juga Berjuang Mengakhiri Pandemi sebagai Relawan Vaksin COVID-19

| 27 Aug 2020 20:29
Mereka Juga Berjuang Mengakhiri Pandemi sebagai Relawan Vaksin COVID-19
Ilustrasi (Vesna Harni dari Pixabay)

ERA.id - Hari itu, Eduard Bruno terpanggil untuk datang ke Klinik Kesehatan Universitas Padjadjaran (Unpad) di Jalan Dipatiukur, Bandung. Ada 25 relawan, termasuk dia yang juga tiba di kampus yang berdiri sejak 11 September 1957 itu. Mereka adalah para relawan untuk uji klinis vaksin COVID-19.

Pria berusia 40 tahun yang akrab disapa Edo ini baru mengikuti uji swab yang hasilnya baru diumumkan besok, Jumat (28/8). Jika hasilnya negatif, ia bisa masuk ke jadwal penyuntikan vaksin.

Klinik Kesehatan Unpad sudah masuk tahap kedua uji klinis vaksin. Pada 11 Agustus 2020, mereka sudah menyuntikkan vaksin tersebut kepada sejumlah relawan. Totalnya bakal ada 1.620 relawan yang akan ikut dalam uji klinis vaksin hasil kerja sama Sinovac Biotech Ltd, PT Bio Farma, dan Fakultas Kedokteran Unpad. 

Edo percaya diri jika hasil tes swabnya akan negatif dan dirinya bisa ikut ke tahap berikutnya: Penyuntikan vaksin COVID-19. Sebab jika hasil swabnya positif COVID-19, ia akan diisolasi dan diberikan pengobatan. 

Tak banyak yang diharapkan pria yang berprofesi sebagai pedagang online dan YouTuber itu selain agar pandemi ini cepat berlalu. 

"Biar pandemi ini cepat selesai harus ada kontribusi dari masyarakat buat negara. Harus ada yang mau jadi relawan biar pandemi ini cepat berakhir," kata Edo saat ditemui di Klinik Unpad, Jalan Dipatiukur, Bandung, Selasa (25/8).

Pendaftaran relawan vaksin Covid-19 di Unpad, Bandung. (Iman Herdiana/Era.id)

Untuk menjadi relawan vaksin caranya cukup mudah yakni bisa mendaftar via WhatsApp, kata Edo. Meski begitu, banyak teman-temannya yang tak tertarik mengikuti jejak Edo. Alasannya macam-macam, ada yang takut disuntik, takut gagal, dan ada juga yang tak yakin dengan kemampuan dan kehalalan vaksin Sinovac.

"Sekarang situasinya kan darurat, harus ada yang mau untuk jadi percobaan. Kalau tidak, kapan selesainya (pandemi ini)."

Lain lagi dengan Muhammad Satria Nugraha. Motivitasi ia menjadi relawan vaksin justru karena dorongan dari ibunya. Selain itu, pria 26 tahun asal Antapani ini juga prihatin dengan pandemi yang berkepanjangan.

"Ibu saya juga prihatin dan meminta saya agar jadi relawan," kata Satria.

Ia menceritakan bahwa sang ibu sangat bersemangat mengikuti perkembangan uji klinis vaksin. Sebab ini akan menjadi catatan sejarah. Akhir pandemi akan ditentukan lewat keberhasilan uji klinis vaksin.

"Saya dan ibu saya ingin cepat beres pandemi ini. Juga ingin membantu pemerintah dalam menangani wabah ini yang susah banget."

Muhammad telah mengisi formulir pendaftaran relawan dan mendapat panggilan dari panitia peneliti. Dari panitia ia mendapat penyuluhan yang menjelaskan persyaratan menjadi relawan, hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, kemudian tes ini juga hanya diikuti oleh relawan yang sehat dan tidak terinfeksi COVID-19.

Penularan COVID-19 masih terjadi di Indonesia. Data pemerintah hingga Kamis (27/8/2020) pukul 12.00 WIB menunjukkan, ada 2.719 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir. 

Dengan demikian, secara akumulasi saat ini ada 162.884 kasus COVID-19 di Tanah Air, dan kasus sembuh bertambah 3.166 orang menjadi 118.575 orang. Sementara itu, kasus meninggal dunia bertambah 120 orang sehingga total kasus meninggal akibat COVID-19 menjadi 7.064 orang.

Hingga Kamis (27/8/2020) pukul 12.00 WIB, jumlah spesimen yang diperiksa oleh 320 laboratorium di seluruh Indonesia mencapai 29.663 spesimen dari 21.018 orang, sehingga total spesimen yang sudah diperiksa mencapai 2.136.416 spesimen dari 1.233.486 orang dengan positivity rate sebesar 13,2 persen.

Provinsi dengan penambahan kasus harian terbanyak yakni DKI Jakarta (760 orang), Jawa Timur (367 orang), Jawa Tengah (252 orang), Kalimantan Timur (206 orang), dan Jawa Barat (154 orang).

Rekomendasi