Bau Menyengat di Cipayung Ternyata Berasal dari Limbah Rumah Jagal Anjing

| 23 Oct 2020 20:23
Bau Menyengat di Cipayung Ternyata Berasal dari Limbah Rumah Jagal Anjing
Ilustrasi: Rumah jagal binatang kerap mencampurkan binatang yang sehat dengan binatang yang terinfeksi penyakit. (Foto: Dorothea Oldani/Unsplash)

ERA.id - Bau menyengat yang menyeruak di sekitar permukiman penduduk RW 02, Munjul, Cipayung, Jakarta Timur, dalam tiga bulan terakhir ternyata berasal dari limbah rumah jagal anjing di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, kata otoritas setempat.

"Dari hasil pengintaian kami sejak Juli 2020, terungkap bahwa bau bangkai di sana berasal dari buangan bangkai anjing dari rumah jagal yang dibuang sembarangan," kata Lurah Munjul Sumarjono di Jakarta, Jumat (23/10/2020) seperti dikutip ANTARA.

Dalam pengintaian itu, petugas berhasil menangkap salah satu pelaku yang sengaja membuang bangkai anjing di Jalan Raya Munjul. Kepada petugas, pelaku berinisial D mengaku membuang sisa pemotongan anjing berupa kepala dan jeroan, yang dibungkus plasik, ke bahu jalan raya tersebut.

Bau menyengat dari bangkai kemudian mengusik warga RW 02 di Kelurahan Munjul.

Sumarjono mengatakan pria pembuang bangkai anjing telah dijatuhi sanksi denda Rp100 ribu serta mendapat teguran secara tertulis.

Pengelola rumah jagal, yang bertempat di kawasan Kelapa Dua Wetan, CIracas, pun dikenai sanksi dengan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya.

Permasalahan perdagangan dan kondumsi anjing bukan hanya sebatas soal ancaman kepada binatang, kata salah satu koordinator kampanye Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Arya Diandara Salvator. Justru permasalahannya akan menjalar ke banyak sisi kehidupan masyarakat, kata dia.

"Sektor kesehatan masyarakat, lewat wabah rabies, menjadi hal yang paling mengancam jika praktik perdagangan anjing tidak ditindak tegas," katanya.

Komunitas penyelamat satwa JAAN itu mendapati bahwa regulasi mengenai standar kesehatan anjing biasanya nihil di rumah-rumah jagal tempat pemotongan anjing. Akibatnya, tempat semacam itu mencampur semua jenis anjing, dari yang sehat dan terkena rabies atau penyakit lainnya.

Belum lagi soal problem sanitasi di rumah jagal anjing.

“Bahkan yang kita temui itu banyak potongan-potongan daging anjing yang tidak dipakai dibuang di got (saluran air)," katanya.

Daging-daging tersebut akhirnya dikonsumsi oleh kucing-kucing liar yang sehat dan pada akhirnya terjangkit rabies juga. "Jika kucing-kucing tersebut menggigit anak-anak, kan itu bisa bahaya,” kata Salvator.

Oleh karena pihaknya menuntut pemerintah untuk memberikan tindakan tegas terhadap praktik rumah potong anjing, sehingga sejalan dengan target Jakarta bebas dari penyakit rabies pada 2020.

Rekomendasi