ERA.id - Beberapa waktu lalu, dugaan kasus insiden penganiayaan kembali menyerang paslon Pilkada Makassar 2020, Danny-Fatma. Pendukungnya dituding menganiaya tim sukses Ical-Fadli, Sitti Roslina.
Informasinya, Sitti Roslina atau Roslin dikabarkan dianiaya oleh penjaga villa pribadi paslon nomor urut 1 Moh Ramdhan Pomanto, di Tokka, Kabupaten Maros.
Dari rilis paslon nomor urut 1 Adama, penjaga villa pribadi Danny Pomanto, yakni Yusuf, dituding menganiaya dan mengintimidasi Roslin. Padahal, kejadian itu tidak benar.
Roslin saat itu dituding berusaha menyusup ke lokasi kejadian dan mengambil sejumlah foto tanpa izin saat berlangsung pertemuan bersama tim pemenangan Adama.
Sontak, Yusuf yang berjaga saat itu melarang Roslin untuk mengambil gambar foto pada rapat internal di villa pribadi Danny Pomanto.
Roslin juga dianggap sebagai oknum yang menyebar fitnah atau opini untuk menyerang Danny-Fatma karena ia mengaku diseret atau dianiaya oleh Yusuf, Minggu (15/11/2020) kemarin.
"Intinya, ibu ini tidak ada yang menyeret, apalagi sampai dia mengalami cidera atau luka. Kami juga akan melaporkan ibu Roslin, karena ini fitnah, datang menganggu di rumah orang." sebut Yusuf, dalam rilis Jubir tim pemenangan paslon nomor urut 01 Danny-Fatma Indira Mulyasari, Selasa (17/11/2020).
Sementara Juru Bicara tim pemenangan nomor urut 1 Danny-Fatma, Indira Mulyasari mengatakan, bahwa kejadian seperti ini tidak berhenti menyerang kandidatnya di Pilkada Makassar 2020.
Atas serangan itu, ia mengakui bahwa para rival nomor urut 1 pada Pilkada Makassar sudah "buang handuk" dalam mengahadapi pasangan Danny-Fatma.
"Hal seperti ini biasa terjadi di arena pilkada, makanya itu tidak henti-hentinya juga kita mengimbau ke semua tim untuk tetap tenang dan jangan terpancing," kata Indira melalui pesan WhatsApp.
Indira bilang, bahwa seluruh kandidat seyogyanya bisa bersaing secara sehat. "Waktu sudah tidak lama lagi, marilah bertarung sehat," tutupnya.
Sebelumnya, pendukung Danny-Fatma juga diketahui telah merancang kasus penusukan pendukung Appi-Rahman di Jakarta. Saat ini, kasusnya sedang diproses kepolisian. 5 orang jadi tersangka dalam penikaman di Jakarta Pusat itu.