Unpad: Kasus Baru COVID-19 di Indonesia Pernah Turun 4 Minggu Berturut-turut

| 17 Nov 2020 19:20
Unpad: Kasus Baru COVID-19 di Indonesia Pernah Turun 4 Minggu Berturut-turut
Ilustrasi (Dok. Unsyiah)

ERA.id - Analisis statistikawan Universitas Padjadjaran memaparkan, Indonesia sudah pernah mengalami masa penurunan kasus baru Covid-19 selama 4 minggu berturut-turut.

Penurunan kasus baru Covid-19 terlihat dari data kasus baru harian pada pekan ke-33 atau 11 – 17 Oktober hingga pekan ke-36 atau 1-7 November. Karena itu, informasi terjadinya kenaikan kasus harian selama pekan ke-33 sampai dengan pekan ke-36 adalah keliru.

“Hal yang benar adalah kita harus memuji masyarakat karena sudah mulai menunjukkan perubahan ke arah adaptasi kebiasaan baru,” ujar statistikawan Universitas Padjadjaran Yuyun Hidayat, PhD, dalam keterangan tertulis, Selasa (17/11/2020).

Yuyun menilai, berbagai pendapat menyimpulkan terjadi kenaikan kasus harian dalam 2 minggu yang lalu berdasarkan data kasus baru dalam periode observasi harian. Analisis data harian dipandang bersifat misleading, karena pergerakan datanya cenderung bersifat fluktuatif atau gonjang ganjing.

Misleading artinya kita akan tersesat jika membuat interpretasi berdasarkan pergerakan data harian karena terjebak di kekinian dan kedisinian,” jelasnya.

Jika diamati dari data kasus baru mingguan, terlihat bahwa jumlah kasus mengalami penurunan dalam 4 pekan berturut-turut. Pada pekan ke-32 (4 -11 November) terjadi 29.446 kasus baru Covid-19. Data ini kemudian menurun di pekan ke-33 (11 – 17 Oktober) sebanyak 28.810 kasus dan pekan ke-34 (18-24 Oktober) sebanyak 28.218.

Selanjutnya, data pekan ke-35 (25 – 31 Oktober) sebesar 24.108 kasus serta pekan ke-36 (1-7 November) sebanyak 23.748 kasus. Data ini menunjukkan bahwa selama 4 minggu berturut-turut, kasys baru Covid-19 menurun.

Namun, lanjut Yuyun, terjadi kenaikan lagi pada pekan ke-37 (8-14 November) sebanyak 29.171. Angka ini sebagai resultan dari lonjakan kasus baru harian yang puncaknya tembus di angka 5.000, yaitu 5.444 dan 5.272 pada 13-14 November.

Menurut statistikawan yang aktif memprediksi data kasus Covid-19, lonjakan kembali kasus baru Covid-19 salah satunya disebabkan oleh dampak dari peristiwa libur panjang. Masa cuti bersama pada minggu ke-35 menyebabkan banyak orang terkena infeksi Covid-19. Hal ini melonjak pada 2 minggu setelahnya ketika masa inkubasi terjadi.

Yuyun juga menyanggah pernyataan Satgas Covid-19 nasional yang menunjuk kinerja laboratorium pemeriksa Covid-19 mengalami ketidakpastian. Ketidakpastian terjadi akibat masa cuti bersama dilakukan, sehingga terjadi penumpukan pelaporan sampel.

Seharusnya, ketidakpastian dapat dieliminasi dengan mengagregasi data harian ke dalam mingguan, sehingga kadar kepastian data mingguan lebih besar. “Data mingguan sudah lebih stabil dan bisa lebih reliabel  daripada data harian yang tidak beraturan,” jelasnya.

Rekomendasi