'Belajar' dari Kasus Korupsi Juliari, Risma: Tak Ada Lagi Bansos Tunai

| 23 Dec 2020 13:55
'Belajar' dari Kasus Korupsi Juliari, Risma: Tak Ada Lagi Bansos Tunai
Tri Rismaharini (Dok. Youtube Sekretariat Presiden)

ERA.id - Presiden Joko Widodo resmi melantik Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial di Kabinet Indonesia Maju. Risma yang sebelumnya merupakan Wali Kota Surabaya ini menggantikan Juliari Batubara yang tersangkut kasus korupsi bantuan sosial (bansos) COVID-19.

Berkaca dari rekam jejak rekan separtainya yang terciduk Komisi Pemberantan Korupsi (KPK), Risma berjanji pelaksanaan program-program di Kementerian Sosial khususnya yang berkaitan dengan bantuan sosial (bansos) akan dilakukan secara transparan.

"Terus terang kita lakukan semuanya itu dengan transparan," ujar Risma usai dilantik seperti dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (23/12/2020).

Untuk membuktikan ketransparan kerja di Kementerian Sosial, Risma menegaskan akan mengubah pola penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 dari bentuk tunai ke bentuk transfer. Dia mengaku, hal itu merupakan salah satu perintah dari Jokowi saat menunjuknya sebagai menteri sosial.

"Tidak akan lagi cash atau tunai dalam bentuk apapaun, tapi kami akan menggunakan semua transaksi secara elektronik," tegas Risma.

Risma mengatakan, Jokowi memerintahkannya untuk segera merealisasikan bansos COVID-19 di Triwulan keempat. Jokowi menargetkan, minggu pertama di bulan Januari 2021, bansos bagi masyarakat terdampak wabah virus korona harus segera keluar.

"Karena ini juga berkaitan dengan pergerakan ekonomi nasional, karena itu kami harus bekerja keras. Sehingga minggu pertama bulan Januari yang untuk 2021 bisa segera tersampaikan kepada penerima bantuan," kata Risma.

Untuk itu, dalam waktu dekat ini Kementerian Sosial akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri khsusunya Dirjen Kependudukan untuk membenahi data-data penerima bansos. 

Risma menyadari, saat membenahi data-data penerima bansos pasti akan terjadi perubahan data. Sebabnya, bisa jadi setelah diperbaiki, ada penerima bansos yang sudah meninggal atau pindah tempat tinggal. Hal itulah yang akan dikerjakan oleh Risma terus dikerjakannya hingga bansos tersalurkan tepat sasaran.

"Karena memang ya pasti akan ada selisih, karena hari ini di-upadate maka hari ini pula ada yang meninggal dan pindah dan sebagainya. Nah itu yang harus kita terus tangani day to day," kata Risma.

"Dengan demikian efektifitas akan tercapai," pungkasnya.

Rekomendasi