ERA.id - Juru bicara vaksin COVID-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Rizka Andalusia menyatakan terus memantau kemampuan vaksin COVID-19 dalam menurunkan kasus COVID-19. Namun, efektivitas vaksin COVID-19 baru dapat dilihat setelah proses vaksinasi diberikan kepada seluruh masyarakat.
"Untuk efektivitas vaksin kita terus akan memantau kemampuan vaksin dalam menurunkan kejadian penyakit di masyarakat dalam jangka waktu yang lama," ujar Lusia dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (4/1/2020).
"Jadi efektivitas vaksin diukur setelah vaksin digunakan secara luas di masyarakat, pada kondisi yang nyata di lapangan atau di dunia pelayanan kesehatan yang sebenarnya," imbuhnya.
Lusia mengatakan, hingga saat ini BPOM terus melakukan pengujian untuk mendapatkan data-data sebagai syarat penerbitan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA). Untuk itu, khasiat vaksin COVID-19 harus dibuktikan dengan beberapa parameter
Seperti parameter yang diukur berdasarkan persentase angka penurunan penyakit pada subjek atau kelompok yang menerima vaksin dibandingkan dengan orang yang menerima plasebo pada uji klinis fase tiga.
Kemudian parameter imunogenisitas yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran kadar antibodi yang terbentuk setelah seseorang diberikan suntikan, dan pengukuran netralisasi antibodi untuk menetralkan virus. Pengukuran ini dilakukan setelah dua minggu penyuntikan dosis terakhir. Kemudian diukur ulang tiga sampai enam bulan setelah vaksin disuntik ke dalam tubuh.
"Setelah mendapat data tersebut maka dapat diberikan persetujuan penggunaan atau EUA," katanya.