ERA.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegur Presiden Joko Widodo yang juga merupakan kadernya soal akurasi data desa yang hingga saat ini dinilai masih tidak berjalan dengan baik.
Hal itu disampaikan Megawati saat acara HUT PDIP ke 48 yang digelar secara virtual, Minggu (10/1/2021).
"Bapak presiden (Jokowi), saya kalau urusan ini saya ingin curhat. Dari Zaman dulu sampe sekarang 75 tahun Indonesia merdeka yang namanya dokumentasi kita, yang namanya data dan sebagainya kok masih saja akurasinya tidak berjalan dengan benar," ujar Megawati.
Menurut Megawati, keakuratan data desa itu diperlukan sebab desa merupakan garda terdepan agar program pemerintahan di segala sektor dapat menjadi tepat guna.
Dia lantas membayangkan data desa bisa tersedia secara komprehensif, transparan, dan mudah diakses seperti layaknya membuka media sosial.
"Maksud saya, data itu tepat sasaran, transparan, dan akuntabel hanya apabila program tersebut berbasis pada data hasil riset nasional yang dapat dipertanggungjawabkan secara ideologis, etis, dan ilmiah," kata Megawati.
Menurut Megawati, Indonesia tak kekurangan sumber daya manusia yang bisa diadalan untuk kepentingan dan kemajuan bangsa, termasuk soal sistem pendataan nasional.
Dengan tersedianya sumber daya yang melimpah, dia meyakini pendataan nasional dapan dilakukan secara komprehensif.
Megawati lantas mencontohkan dengan keberhasilan Presiden RI pertama Soekarno saat membangun stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang pada masa itu bisa melibatkan sekitar 600 orang peneliti dan akademisi untuk membantu membuat gelanggang olahraga berkelas internasional.
"Kita punya banyak putra putri bangsa yang memiliki kemampuan yang bisa diandalkan untuk kepentingan dan kemajuan nasional, termasuk soal sistem pendataan nasional," kata Megawati.
Oleh karena itu, untuk membangun Indonesia harus dilakukan dai desa. Dia menegaskan, Indonesia akan mampu berdiri di atas kaki sendiri jika desa-desa yang ada menjadi kuat.
"Sekali lagi, pendataan tersebut harus dimulai dari desa. Dengan melibatkan partisipasi warga, agar mampu menggambarkan secara nyata kondisi dan kebutuhan rakyat yang sesungguhnya, memetakan potensi ekonomi desa untuk dijadikan kekuatan ekonomi bangsa," pungkasnya.