Setahun Jatuhnya Maskapai Ukraina, Rezim Ayatollah Iran Masih Bungkam

| 09 Jan 2021 18:07
Setahun Jatuhnya Maskapai Ukraina, Rezim Ayatollah Iran Masih Bungkam
Dokumen: Mobil jenazah yang membawa sebelas warga Ukraina korban kecelakaan pesawat Maskapai Internasional Ukraina penerbangan 752 di Bandara Internasional Boryspil di luar Kiev, Ukraina, Minggu (19/1/2020). (REUTERS/VALENTYN OGIRENKO)

ERA.id - Para anggota keluarga asal Kanada, dari mereka yang tewas saat sebuah pesawat maskapai Ukraina jatuh ditembak oleh Pengawal Revolusi Iran satu tahun lalu, memperingati kejadian tersebut dengan mengadakan penjagaan atau vigil di Toronto dan berjanji untuk "memprotes dan mempertahankan" upaya untuk mengetahui apa yang terjadi pada hari itu.

Keluarga dari 176 korban - dengan 138 yang terhubung dengan Kanada - masih dalam keadaan berduka ketika karantina wilayah akibat COVID-19 diberlakukan di negara tersebut pada pertengahan Maret.

Acara tersebut digelar secara daring dan luring di luar ruangan, dan para partisipan memegang foto-foto mereka yang menjadi korban tewas.

"Kami semua adalah sisa-sisa keluarga yang hancur yang berdiri bersama dalam duka, bersandar di bahu satu sama lain," kata Amirali Alavi, yang ibunya meninggal dalam kecelakaan itu, dalam sebuah pesan, melansir ANTARA, Sabtu (9/1/2021).

"Setelah tahun yang panjang dan sulit kami terus memprotes dan bertahan," kata Alavi.

Di Teheran, jaksa militer Gholam Abbas Torki mengatakan kepada televisi pemerintah pada Jumat bahwa 10 perwira telah dikenakan tindakan disipliner termasuk pemecatan atau penurunan pangkat, dan bahwa mereka akan segera diadili. Dia tidak memberikan batasan waktu.

Menunggu Penjelasan Lengkap Iran

Pengawal Revolusi mengatakan mereka salah menembak jatuh pesawat Ukraina International Airlines tak lama setelah lepas landas, mengira pesawat tersebut sebagai rudal pada saat ketegangan dengan Washington begitu tinggi atas pembunuhan terhadap Jenderal Qassem Soleimani oleh AS lima hari sebelumnya.

Ukraina, Kanada, Swedia, Inggris dan Afganistan - mewakili negara asal sebagian besar penumpang yang tidak tinggal di Iran - mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Jumat yang menyerukan "penjelasan lengkap dan menyeluruh ... termasuk langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa hal serupa tidak akan pernah terjadi lagi."

"Kanada hanya meminta penjelasan yang komprehensif dan jujur dari pemerintah Iran tentang apa yang sebenarnya terjadi," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dalam pesan yang direkam sebelumnya dan diputar pada acara tersebut.

Sebelumnya, dia berjanji untuk membuka jalan bagi beberapa anggota keluarga korban untuk kependudukan permanen di Kanada.

Pekan lalu Iran mengatakan telah mengalokasikan 150.000 dolar untuk keluarga setiap korban.

Pada hari Jumat, Ukraina mendesak Iran untuk membayar kompensasi penuh kepada keluarga para korban, tanpa menyebutkan jumlahnya. Mereka sebelumnya menuntut adanya negosiasi jumlah kompensasi.

Seorang penasihat kerabat korban di Kanada mengatakan pada hari Kamis bahwa terlalu dini untuk membahas angka tersebut.

Rekomendasi