Jadi Korban Rasis, Natalius Pigai Mengadu ke Menhan AS: Kami Butuh Perhatian

| 26 Jan 2021 18:04
Jadi Korban Rasis, Natalius Pigai Mengadu ke Menhan AS: Kami Butuh Perhatian
Natalius Pigai (Twitetr)

ERA.id - Aktivis HAM asal Papua, Natalius Pigai, kembali mengalami rasisme. Kalimat tersebut dilakukan akun Facebook politikus Partai Hanura Ambroncius Nababan.

Melalui akun media sosial Twitter @NataliusPigai2, Minggu (24/1/2021), Natalius Pigai bahkan mengharapkan perhatian dari Lloyd Austin, Menteri Pertahanan AS.

Menariknya, Austin merupakan warga AS keturunan Afrika. mantan Komisioner Komnas HAM itu pun mengunggah tangkapan layar ujaran rasis yang dilakukan Ambroncius.

I am proud of you, mr @LloydAustin black African American most powerful gentlement in the world. We have been on fire againt Indonesian Colective (state) Racism to black African Melanesian (Papuan) more then 50 years. Torture, killing & slow motion genocide. We need attention,” tulis Natalius Pigai.

Jika diartikan, cuitan itu berbunyi:Saya bangga pada Anda, mr @LloydAustin orang kulit hitam Afrika-Amerika terkuat di dunia. Kami telah melawan rasisme kolektif (negara) Indonesia terhadap orang kulit hitam Melanesia Afrika (Papua) lebih dari 50 tahun. Penyiksaan, pembunuhan & genosida secara perlahan. Kami butuh perhatian.

Sementara itu, Ketua Kerukunan Masyarakat Batak Provinsi Papua Kenan Sipayung dalam siaran persnya di Jayapura, Selasa (26/1/2021), mengatakan tindakan rasisme yang dilakukan Ambroncius Nababan dikecam oleh pihaknya.

"Kerukunan Masyarakat Batak Provinsi Papua meminta kepada pihak kepolisian Republik Indonesia untuk mengusut tuntas serta memprosesnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," katanya.

Menurut Kenan, pernyataan Ambroncius Nababan adalah pernyataan pribadi, sehingga tidak mewakili masyarakat Batak di Tanah Papua.

“Perbuatan saudara Ambroncius Nababan telah merusak citra masyarakat Batak di Indonesia, khususnya di Tanah Papua, apalagi pernyataannya bisa membuat salah paham antara suku Batak dan suku-suku lain yang ada di Tanah Papua,” ujarnya.

Rekomendasi