ERA.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru saja mendapat penghargaan dari lembaga Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI). Anies dinobatkan sebagai pahlawan transportasi dunia bersama ke-21 tokoh lainnya, salah satunya adalah Elon Musk.
Namun, banyak warganet yang mempertanyakan kredibilitas lembaga TUMI, yang notabene lembaga nirlaba asal Jerman yang mendorong inisiatif kebijakan transportasi berkelanjutan di seluruh dunia.
Salah satu yang meragukannya adalah mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Menurut dia, TUMI hanyalah sebuah lembaga lokal Jerman, bukan lembaga internasional karena tidak mempunyai anggota dari Non Government Organization (NGO) independen.
"Nah kan..!! Gelar ini memang jadi lawakan yg layak dipertanyakan..!" kata Ferdinand di akun Twitternya, Sabtu (6/2/2021).
Ferdinand lantas membagikan tangkapan layar dari akun Twitter TUMI yang hanya memiliki sedikit pengikut. "Ini akun Twitter TUMI, follower dan followingnya bikin geli, kupikir dia ikut program Folback Wajah dengan air mata bahagia."
"Sdh 2 hari 21 Heroes dirilis, ternyata yg komen cm 91, RT 286 dan Like 349. Sungguh ini menunjukkan TUMI cm organisaai kecil dan bkn lembaga internasional yg dikenal," tambah dia.
Dia juga menyayangkan sikap pendukung Anies yang terlalu euforia tanpa melihat terlebih dahulu lembaga yang memberikan penghargaan. Untuk itu, Ferdinand menduga TUMI hanya sebatas LSM kecil.
"Padahal Anies dan pendukungnya sdh sangat bangga menerima penghargaan tersebut. Apa tidak melihat dulu latar belakang lembaganya?"
"Sy sih bs memahami kalau mental inlander, melihat asing itu sdh pokoknya hebat luar biasa semua. Ternyata potensi karakter jd antek asing sgt tinggi."
Bahkan ia menyindir masuknya Elon Mask dalam daftar 21 pahlawan transportasi itu. Sebab, Tesla tak sedikit pun berkomentar terkait penghargaan dari TUMI.
"Jualan opininya disebut sejajar dengan Elon Mask Tesla Wajah dengan air mata bahagiaWajah dengan air mata bahagia padahal Elon Mask tak sedikitpun bicara ttg TUMI dan penghargaannya wkwkwkwk," cibir Ferdinand.
"Menasukkan nana org hebat sih bebas sj, tp apakah org itu berkenan dan menerima? Belum tentu. Wajah menyeringai dengan mata tersenyum."