ERA.id - Pakar hukum tata negara, Refly Harun memuji kepiawaian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam diplomasi internasional. Ia juga membandingkan Anies dengan Presiden Jokowi yang menurutnya memiliki kemampuan diplomasi rendah.
"Kemampuan diplomasi Jokowi itu rendah. Kemampuan bahasanya juga rendah. Jadi dunia internasional tidak mudah mengenal Indonesia dalam forum internasional," kata Refli di channel YouTubenya Refly Harun, Sabtu (6/2).
Refly menyebut hanya sedikit tokoh-tokoh di Indonesia yang memiliki kemampuan menjadi pemimpin internasional. Salah satunya adalah Anies yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik.
"Anies Baswedan salah satu dari sedikit orang Indonesia yang punya kemampuan menjadi pemimpin internasional karena bahasa Inggrisnya baik, karena dia beruntung pernah ikut program AFS itu SMA di Amerika Serikat," kata dia.
Anies sendiri tinggal di Amerika Serikat selama lebih dari enam tahun karena menghabiskan waktunya mengambil gelar master hingga doktor. Untuk itu, menurut Refly, tidak heran jika Anies punya kemampuan berbahasa yang baik serta wawasan Internasional yang luas.
Meski begitu, Refly mengatakan seorang pemimpin tidak hanya cukup piawai berdiplomasi di forum internasional. Melainkan juga bagaimana dia mampu mengelola dalam negeri.
"Ya kalau kita mau jujur, kalau soal wawasan Internasional, kemampuan lobi Internasional, bahkan dibandingkan dengan Presiden Jokowi sendiri, ya Anies jauh lebih baik," ucapnya.
Untuk diketahui, pada tahun 1987, Anies terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Program ini membuatnya menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989.
Anies kemudian mendapat beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland, College Park pada tahun 1997. Ia juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di universitasnya, dan lulus pada bulan Desember 1998.
Sesaat setelah lulus dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University pada tahun 1999. Dia bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampusnya, dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang ilmu politik pada tahun 2004.
Disertasinya yang berjudul Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respons dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten/kota di Indonesia. Dia kemudian lulus pada tahun 2005.