ERA.id - Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) buka suara mengenai krisis oksigen medis bagi pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit. Sekretaris Jenderal Persi Lia Gardenia Partakusuma mengatakan kelangkaan ini diakibatkan intensitas distribusi oksigen yang meningkat dan disalurkan kurang tepat waktu.
"Kita diributkan bahwa oksigen kurang, ya sebetulnya oksigennya sendiri seperti yang bapak Menkes sampaikan bukannya kurang. Tetapi bagaimana distribusinya itu bisa disampaikan dalam waktu yang tepat," ujar Lia dalam Rapat Kerja dengan Komisi IS DPR RI, Senin (5/7/2021).
Lia mengatakan meningkatnya kasus COVID-19 yang berdampak pada membludaknya pasien positif virus Corona di rumah sakit beberapa pekan terakhir ini, juga berdampak serius pada persediaan oksigen di rumah sakit.
Dia menjelaskan, biasanya rumah sakit melakukan isi ulang hanya dua dalam sepekan. Namun, akibat lonjakan kasus COVID-19, pengisian oksigen harus dilakukan dalam sehari.
"Bayangkan yang biasanya seminggu dua kali dikirim oksigen liquid, pada satu hari pagi sudah diisi sore sudah minta diisi lagi. Nah yang seperti itu yang tidak bisa kami hindarkan," ungkap Lia.
Akibatnya, sejumlah rumah sakit terpaksa menahan sejumlah persediaan oksigen hanya untuk kebutuhan yang sangat mendesak. Menurutnya, hal itu sudah tak bisa dilarang sebab kondisi saat ini memang sudah sangat kritis.
Meski begitu, Lia mengaku saat ini sudah ada sejumlah pihak yang memberikan bantuan kepada rumah sakit. Namun, pihak Persi tetap meminta dinas-dinas kesehatan daerah ikut turut membantu mengatasi krisis oksigen medis ini.
"Berbagai mitra industri sudah mengirimkan bantuan seperti dari Krakatau Steel dan juga ada ada beberapa CSR yang membantu RS. Dan di sini kami sangat mengharapkan bantuan dari dinkes berperan dalam pembagian oksigen ke RS," katanya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui adanya sejumlah masalah yang menyebabkan krisis oksigen medis bagi pasien COVID-19 di sejumlah daerah. Salah satunya karena masalah distribusi.
Budi mengatakan awalnya pemerintah berencana mendistribusikan oksigen medis melalui tangki besar yang dikirim menggunakan truk ke sejumlah jaringan oksigen. Namun, rencana itu harus diganti karena banyak rumah sakit yang menggunakan tabung.
"Kita melihat ada sedikit isu distribusi yang tadinya kita kirim truk besar langsung masukan ke tangki besar liquid untuk didistribusikan ke jaringan oksigen, sekarang harus dilakukan dengan tabung," ujar dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (5/7/2021).
"Karena formatnya rumah sakit banyak menggunakan tabung, karena tambahan kamar-kamar darurat, sehingga tidak menggunakan oksigen yang sifatnya liquid," tambahnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian akan melakukan impor tabung oksigen sebagai salah satu solusi mengatasi krisis oksigen medis di Tanah Air.
Nantinya, tabung-tabung oksigen itu akan diaplikasikan di ruang-ruang tambahan perawatan pasien COVID-19 di berbagai rumah sakit.
"Kita juga dengan Menteri Perindustrian sudah berkoordinasi untuk impor tabung yang 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi ruang-ruang darurat tambahan yang ada di rumah sakit," kata Budi.