ERA.id - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Inevastasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah terus memantau ketat perkembangan Covid-19 khususnya Varian Omicron di Indonesia.
Pemerintah juga akan memberlakukan kondisi siaga utama jika tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) mencapai 20-30 persen.
"Perawatan di rumah sakit akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert atau siaga utama ketika BOR mendekati 20-30 persen di rumah sakit," kata Luhut dalam keterangan video, Rabu (12/1/2022).
Luhut mengungkapkan, kasus harian Covid-19 bertambah 802 orang dan paling banyak terjadi di Jakarta. Namun, kasus-kasus yang terdeteksi tersebut sebagian besar dari pelaku perjalanan luar negeri.
Di Jakarta misalnya, dari tambahan 537 kasus, 435 diantaranya berasal dari pelaku perjalaan luar negeri. Oleh karenanya, Luhut kembali menegaskan agar mayasarakat menahan keingian untuk bepegiran ke luar negeri dalam dua hingga tiga pekan ke depan.
"Untuk kesekian kalinya, kami sekali lagi mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian dulu ke luar negeri dalam dua hingga tiga minggu kedepan, untuk menjaga penularan yang semakin cepat dari luar negeri," kata Luhut.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan bahwa saat ini sudah ada 150 negara yang terindentifikasi Varian Omicron dan sejumlah negara bahkan telah mengalami gelombang baru. Menurutnya, Indonesia juga dapat mengalami hal yang serupa.
Luhut mengatakan, berdasarkan pegamatan di negera lain, kasus Varian Omicronmencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari. Menurutnya, hal ini lebih cepat daripada puncak gelombang Covid-19 akibat Varian Delta.
"Untuk kasus di Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang (Covid-19) karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut.
"Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada," imbuhnya.
Luhut menegaskan, pemerintah saat ini sudah jauh lebih siap dalam menghadapi gelombang Covid-19 akibat Varian Omicron. Dia juga meyakini angka kasus tidak akan setinggi negara-negara lain.
Kesiapan itu didukung oleh tingkat vaksinasi yang sudah lebih tinggi, kapasitas pengetesan dan pelacakan yang jauh lebih tinggi, hingga sistem kesehatan yang jauh lebih siap baik dalam hal obat-obatan, tempat tidur rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen dan fasilitas isolasi terpusat.
"Saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain. Namun syaratnya kita harus disiplin," kata Luhut.
Dia menekankn, keberhasulan dalam mengendalikan Varian Omicron tidak akan tercapai jika tidak dibarengi dengan kerja sama semua pihak. Terutama dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Kita harus bersatu padu mengahapdai musuh bersama Varian Omicron. Karena hanya dengan bersatu, kita bisa mengatasi gelombang baru dan keluar dari pandemi Covid-19," pungkasnya.