PKB-PKS Berkoalisi di Pilpres 2024, Ngeri-Ngeri Sedap

| 09 Jun 2022 15:09
PKB-PKS Berkoalisi di Pilpres 2024, Ngeri-Ngeri Sedap
Kader PKS dan PKB dalam sebuah acara. (Antara)

ERA.id - PKS bersama PKB sepakat berkoalisi jelang Pilpres 2024. Keputusan ini diiyakan Sekretaris Jenderal DPP PKS, Aboe Bakar Alhabsyi.

Mulanya, kata Aboe, keinginan menciptakan poros tambahan di samping Koalisi Indonesia Baru (KIB), muncul usai Milad PKS ke-20, beberapa waktu lalu.

"Jadi pertemuan itu sebenarnya pertemuan perjodohan. Kita ingin bercinta di ruangan yang kita buat untuk perkawinan," kata Aboe di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Aboe mengaku, antara PKS dan PKB memiliki kecocokan. Apalagi keduanya memiliki basis di akar rumput yang kuat.

"PKS membuka peluang, siapa bertemu siapa, siapa dengan siapa. Kami ingin berperan moga-moga ada yang bertemu jodoh. Ternyata Cak Imin menanggapi dan besoknya langsung kita berdialog, buat PKS welcome, apalagi bersama PKB," kata Aboe.

Dia menambahkan, kolaborasi antara PKS yang dikenal militan dan PKB yang terkenal sebagai penguasa pesantren, bakal menjadi daya tarik politik.

Tidak hanya bagi partai-partai politik saja, tetapi juga untuk tokoh-tokoh yang berminat menjadi capres 2024. "(PKS-PKB) Ini kalau ketemu ngeri-ngeri sedap. Semua capres nanti akan tertarik serius dengan benda ini. Jangan kaget kalau sampai terjadi," katanya.

Sementara Wakil Ketua Umum (Waketum) Jazilul Fawaid membenarkan bahwa awal mula pertemuan ini saat Milad PKS ke-20 yang berakhir dengan memutuskan berkolaborasi untuk Pilpres 2024.

"Pucuk dicinta ulam pun tiba, 20 tahun Milad PKS, ketua umum kami diberikan kesempatan untuk menyampaikan, ternyata di situ ada kata yang sama, yang menurut saya ini fakta memang, semuanya kan harus berubah, PKB berubah, PKS berubah, semua berubah," kata Jazilul.

Jazilul menilai kolaborasi PKB dan PKS sebagai jalan ketiga di tengah-tengah kemunculan koalisi dan proses pembentukan koalisi yang kini berjalan di antara partai-partai.

"Kalau ini bukan poros tengah disebutnya, ini jalan ketiga. Kalau jalan ketiga ini menjadi lompatan, ini tentu yang disebut dengan magnet baru," kata Jazilul.

Rekomendasi