ERA.id - Anda mungkin mengenal Keluarga Hartono, Low Tuck Kwong, dan sejumlah konglomerat lainnya. Namun, belum banyak orang yang tahu nama Husodo Angkosubroto yang juga tergolong konglomerat di Indonesia.
Namanya menempati urutan 38 dari daftar 50 orang terkaya se-Indonesia versi Forbes. Dikutip dari laman tersebut, kekayaan Husodo mencapai USD miliar atau setara dengan Rp16,72 triliun (kurs Rp15.200/dolar AS). Lantas, siapa Husodo Angkosubroto sebenarnya?
Siapa Husodo Angkosubroto? Begini Kiprahnya
Diketahui, kekayaan tersebut sebelumnya diwarisi oleh sang ayah, Go Soei Kie atau Dasuki Angkosubroto yang merupakan pendiri Gunung Sewu Group. Setelah ia wafat pada tahun 2009, Husodo beserta saudara kandung lainnya diwarisi perusahaan tersebut.
Namun, kiprah Husodo dalam Gunung Sewu sudah dimulai sejak lama. Bahkan, sejak 1977 Husodo memberikan andil penting dalam menjadikan nama Grup Gunung Sewu diperhitungkan.
Dari hasil kepemimpinannya, Gunung Sewu telah bertumbuh menjadi salah satu grup bisnis terdiversifikasi utama di Indonesia. Perusahaan yang cakupannya bergerak di bidang makanan, manufaktur, asuransi, properti, dan bisnis baru lainnya mengklaim mempekerjakan total tenaga kerja profesional sekitar 30.000 orang.
Dalam bidang makanan, GSK mempunyai fasilitas nanas kalengan yang terintegrasi terbesar di dunia dengan memproses 500 ribu ton nanas dan diekspor ke 60 negara. Great Giant Pineapple (GGP) sendiri mempunyai lahan perkebunan di Lampung dengan luas 30.000 hektar.
Selain itu GSK juga menguasai fasilitas penggemukan sapi terbesar ketiga di Indonesia yang berlokasi di tengah perkebunan, dan kulit nanasnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Bisnis Asuransi Perusahaan, Manufaktur, dan Batu Bara
Bisnis asuransi perusahaan digerakkan oleh penyedia asuransi kesehatan dan jiwa Indonesia Sequis Life yang menyimpan aset dengan nilai total Rp18,4 triliun. Adapun sektor properti bisnis GSK dijalankan oleh pengembang Farpoint Realty Indonesia.
Selain itu, di sektor manufaktur, Husodo Angkosubroto memimpin produksi tembikar dan produk keramik di bawah naungan perusahaan Indo Porcelain.
GSK juga menguasai tambang batu bara yang berdiri di atas lahan 19.340 hektar konsesi tambang di Sumatera Selatan. Baramutiara Prima (BMP) yang menambang batu-bara kadar rendah dikuasai oleh Gunung Sewu Group (75%) dan Sumatera Holdings PTE LTD (25%), anak perusahaan dari Cargill Tropical Palm PTE LTD.
Melalui GSK, alumni sarjana administrasi bisnis dari University of Southern California ini juga menyimpan portofolio investasi lainnya mulai dari manufaktur sampai ekuitas swasta.
Dilansir laman resmi Agate, Husodo Angkosubroto tercatat sebagai salah satu dari empat dewan investor perusahaan.
Husodo Angkosubroto juga disebutkan memiliki investasi di perusahaan gim lokal yang bertempat di Bandung, Agate. Start up yang juga disokong oleh Grup Telkom ini tercatat sudah menciptakan belasan gim di berbagai platform serta tercatat pernah bekerja sama dengan perusahaan gim raksasa Electronic Arts (EA).
Demikianlah penjelasan tentang siapa Husodo Angkosubroto beserta latar belakang kiprahnya di dunia bisnis.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…