ERA.id - Masuknya Erwin Aksa dalam Satgas Omnibus Law makin memperkuat posisi tawarnya di kancah politik nasional. Lantas, bagaimana dengan Pilkada Makassar 2020? Kemungkinan besar, ia bisa membawa iparnya, yakni Munafri Arifuddin jadi orang nomor 1 di Makassar bersama wakilnya, Rahman Bando (Appi-Rahman).
Kerja Erwin jelas terukur, apalagi sudah membawa Anies-Sandi menang di Pilkada Jakarta. Bukan hanya itu saja, ia juga bisa memecah dukungan kader Gerindra yang kompak mendukung Danny Pomanto-Fatma (Adama), menjadi terbagi seperti blak-blakannya Sandiaga Uno mendukung Appi Rahman.
Walau kekuatan Erwin sudah teruji, ia belum mau dan belum tertarik untuk maju dalam Pilgub Sulsel 2023 mendatang. Hal ini ia sampaikan dalam beberapa kesempatan dan ia tegas soal itu, bahwa ia fokus untuk memenangkan Appi-Rahman.
Kemungkinan itulah yang bisa menjadi modalnya untuk meyakinkan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah (NA), agar mendukung pasangan Appi-Rahman. Toh, semua kandidat selain Appi-Rahman punya posisi yang sama, bahwa bekingan mereka bisa melawan NA pada Pilgub Sulsel mendatang.
Lebih dari itu, Erwin juga dikenal sebagai penakluk PDIP di beberapa pilkada. Sebut saja Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2019 lalu, di mana Sulsel menjadi lumbung suara Prabowo-Sandi. Hebatnya, keluarganya bisa membagi diri untuk dukungan, seperti ayahnya, Aksa Mahmud, yang mendukung Jokowi-Ma'ruf di pilpres yang lalu. Tentunya, dari fakta yang sudah terjadi itu, lobi Erwin cukup manjur di kancah politik nasional.
Pengamat politik Aji Andika yang juga akademisi UIN Syarif Hidayatullah ini, apabila EA mampu memenangkan jagoannya pada Pilwalkot Makassar 2020, maka label spesialis penakluk PDIP pantas disematkan kepada Komisaris Utama Bosowa Corporindo itu.
Musababnya, EA sebelumnya sudah dua kali mempecundangi PDIP pada pesta demokrasi besar yakni Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 untuk wilayah Sulsel. "Label spesialis penakluk PDIP akan semakin melekat ke Erwin Aksa bila mampu mengalahkan jagoan PDIP di Kota Makassar. Tentunya menarik disaksikan dan ditunggu hasil akhirnya," ucap dia, Jumat (10/10/2020).
Pada Pilwalkot Makassar 2020, EA berada di garda terdepan pemenangan iparnya, Munafri Arifuddin yang berpasangan dengan Abdul Rahman Bando. Pasangan ini diusung parpol Demokrat, PPP, dan Perindo. EA bahkan didaulat menjadi ketua tim pemenangan Appi-Rahman. Sedangkan, PDIP mengusung Syamsu Rizal-Fadli Ananda atau populer dikenal dengan jargon Dilan.
Lebih jauh, Aji yang juga mantan peneliti LSI Denny Ja ini membeberkan, PDIP patut waswas dan melakukan upaya maksimal bila tidak ingin kembali dikalahkan oleh EA. Dua pesta demokrasi lalu sudah cukup menjadi pelajaran bagi partai berlambang Banteng Moncong Putih. Pada Pilgub DKI Jakarta 2017, EA merupakan tokoh sentral yang mengantarkan Anies-Sandi menang mengalahkan usungan PDIP di Jakarta.
Kekalahan PDIP itu berlanjut di Pilpres 2019 untuk wilayah Sulsel. EA berhasil membawa Prabowo-Sandi mengumpulkan suara yang lebih banyak dibandingkan jagoan PDIP, Jokowi-Maruf. Padahal, Sulsel dipimpin Nurdin Abdullah (NA) yang diusung dan dimenangkan PDIP.
"Kalau PDIP tidak mau dipecundangi lagi, ya sedari dini harus memperkuat lagi simpul-simpul pemenangannnya. Seluruh potensi harus dikerahkan untuk memastikan kemenangan jagoannya. Apalagi EA pastinya juga all-out mengingat kandidat yang maju adalah kerabatnya," tukasnya.
Di pilwalkot Makassar, empat pasangan calon resmi akan bertarung. Nomor urut 1 Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi, diusung Gerindra dan Nasdem, jumlah 11 kursi. Disusul nomor urut 2 Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando diusung Demokrat, PPP dan Perindo, jumlah 13 kursi.
Urut 3 Syamsu Rizal MI-Fadli Ananda, partai pengusung PDIP, Hanura dan PKB jumlah 10 kursi. Terakhir urut 4, Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Armin Nurdin Halid, partai pengusung Golkar, PKS dan PAN, Jumlah 15 kursi. Syarat minimal pasangan calon untuk maju mengantongi 10 kursi.