Genetik Orang Tua dan Bakat Memelihara Anjing

| 07 Jul 2020 12:15
Genetik Orang Tua dan Bakat Memelihara Anjing
Ilustrasi keluarga dan anjing peliharaannya (Flickr)
Jakarta, era.id - Keputusan untuk memelihara anjing ternyata tidak melulu dipengaruhi suasana hati karena melihat anjing-anjing lucu di Instagram. Sebuah studi menemukan bahwa keinginan memelihara anjing ini diturunkan dari gen orang tua.

Sebuah studi terhadap pasangan kembar (twin studies) kolaborasi dari Universitas Uppsala (Swedia) dan Universitas Liverpool (Inggris) mendata 35.035 saudara kembar identik dan non-identik yang lahir antara tahun 1926 dan 1996, seperti ditulis di Science Trends. Data ini didapat dari informasi pemeliharaan anjing di Swedia, di mana setiap anjing peliharaan wajib didaftarkan ke dalam pencatatan pemerintah.

Dalam studi tersebut ditemukan bahwa sesama saudara kembar identik umumnya suka memelihara anjing. Untuk kakak beradik kembar identik yang sama-sama perempuan, jika salah satu saudara memelihara anjing, maka ada 40 persen kemungkinan saudara kembarnya juga memelihara anjing. Persentase kemungkinan itu hanya sedikit menurun menjadi 25 persen di antara kakak-beradik kembar non-identik yang sama-sama perempuan.

Parade anjing peliharaan di Calgary, Canada (Flickr)

Sementara itu, bagi saudara kembar identik laki-laki, jika salah satu dari saudara kembar itu memelihara anjing, maka ada 29 persen kemungkinan saudara kembarnya melakukan hal yang sama. Lagi-lagi, persentase ini turun menjadi 18 persen di kalangan kembar non-identik laki-laki.

Dari angka-angka tersebut, para peneliti menyimpulkan adanya komponen genetik dari kecintaan seseorang terhadap anjing peliharaan. Berdasarkan kalkulasi mereka, tingkat penurunan sifat cinta anjing ini sebesar 57 persen di antara para perempuan dan 51 persen di antara para laki-laki.

Penelitian terhadap saudara kembar adalah metode yang populer untuk membedakan mana aspek yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, dan mana yang ditentukan oleh gen atau komponen biologis. Saudara kembar identik memiliki urutan genom DNA yang hampir sama persis, sementara kembar non-identik memiliki urutan genom DNA yang 50 persen sama.

Studi tersebut memuat kesimpulan yang hati-hati. "Beberapa orang adalah penyuka anjing, sementara yang lain tidak. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa faktor keturunan bisa menjelaskan perbedaan keduanya," kata Tove Fall, profesor epidemiologi molekuler di Universitas Uppsala.

 

Video kompilasi tingkah lucu anjing peliharaan (Youtube)

Seperti dituliskan dalam Science Trends, studi yang dipublikasikan pada tahun 2019 ini menambah literatur yang mendukung pandangan bahwa memelihara anjing memiliki dampak positif terhadap seseorang. Beberapa penelitian sudah menemukan bahwa anak kecil yang memelihara anjing cenderung tidak memiliki asma, lebih aktif, dan hidup lebih lama.

Namun, kita masih mempertanyakan. Kenapa memelihara anjing bisa berguna untuk manusia? Apakah ini disebabkan oleh anjing itu sendiri atau sesuatu dalam gen kita sebagai manusia? Untuk ini, ilmu pengetahuan masih akan terus mencari tahu jawabannya.

Rekomendasi