ERA.id - Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda sendiri adalah kesepakatan dari Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 yang menghasilkan sumpah pemuda dan pemudi Indonesia. Menurut Heroisme Masa Lalu dan Masa Kini (2018) karya dari Apriyanti Wulandari, organisasi pemuda pertama, Trikoro Darmo, dibentuk setelah Budi Utomo didirikan.
Anggota Trikoro Darmo ini lebih didominasi oleh pemuda Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selanjutnya pada tanggal 12 Juli 1918, dalam sebuah kongres Trikoro Darmo diubah dengan nama Jong Java. Harapan dari agenda ini adalah pemuda-pemuda Sunda dan Betawi dapat bergabung. Kemudian Organisasi Jong Java dibagi lagi menjadi dua kelompok sesuai dengan usia anggotanya. Anggota yang berumur di bawah 18 tahun yang belum diperbolehkan berpolitik, sedangkan anggota dengan usia di atas 18 tahun diperbolehkan bergabung dengan gerakan politik.
Kemunculan Jong Java ini melahirkan semangat pemuda-pemuda yang berasal dari daerah lain di Indonesia. Oleh sebab itu, muncullah Jong Minahasa, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Borneo, dan Jong Ambon. Bersamaan dengan itu, KH. Agus Salim juga membentuk Jong Islamieten Bond (JIB) yang bertujuan menghimpun pemuda-pemuda Islam yang memiliki semangat persatuan nasional. Selanjutnya pada 1923, Muh. Yamin dari Jong Sumatranen Bond memberi usul akan pentingnya bahasa pengantar yang berasal dari budaya sendiri sebagai pemersatu.
Kongres Pemuda I pada Tahun 1926
Pada tanggal 15 November 1925, organisasi-organisasi pemuda menggelar pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari Jong Sumatranen Bond, Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, pelajar-pelajar Minahasa, dan juga Sekar Rukun. Pertemuan itu pun menghasilkan kesepakatan untuk menggelar Kongres Pemuda I dengan Tabrani sebagai pemimpinnya.
Selanjutnya, pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926, sebuah rapat besar pemuda di Jakarta digelar sebagai Kongres Pemuda Pertama. Kongres Pemuda I tersebut melahirkan kesepahaman dan kesadaran mengenai pentingnya persatuan dan bahasa kesatuan. Pilihan bahasa Melayu akhirnya disetujui sebagai bahasa dasar.
Pemilihan bahasa Melayu tersebut diharapkan akan diperkaya oleh bahasa-bahasa lain dari setiap daerah dan jadilah Bahasa Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 1926, pertemuan selanjutnya digelar dan dihadiri oleh perwakilan dari setiap organisasi dan Komite Kongres Pemuda I. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan pembentukan wadah tetap untuk menyatukan Indonesia yang selanjutnya direalisasikan dengan organisasi baru bernama Jong Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1926.
Jong Indonesia memiliki dasar asas kebangsaan yang terdiri dari tokoh-tokoh seperti Sutan Syahrir, Halim, Suwiryo, Yusupadi, Moh. Tamzil, dan Notokusumo. Pada bulan September 1926, sebuah perkumpulan terbentuk dengan nama Perhimpunan Pelajar-Pelajar di Indonesia (PPPI). Kongres Pemuda II digelar pada tanggal 27-28 Oktober 1928 dengan kehadiran peserta sebanyak 750 orang yang mewakili golongan mahasiswa, organisasi pemuda, dan organisasi partai yang merupakan gagasan dari PPPI.
Agenda Kongres Pemuda II Melahirkan Sumpah Pemuda
Dikutip dari laman Museum Sumpah Pemuda, Kongres Pemuda II digelar pada tiga gedung yang berbeda dan terbagi dalam 3 kali rapat, antara lain:
1. Rapat pertama
Rapat pertama diselenggarakan pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928 yang berlokasi di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Lapangan Banteng. Dalam Kongres tersebut, Soegondo mengungkapkan harapannya agar Kongres ini mampu memperkuat semangat persatuan semua pemuda. Selanjutnya Mohammad Yamin menyampaikan uraian mengenai lima faktor yang mampu menunjang persatuan Indonesia, antara lain sejarah, bahasa, pendidikan, hukum adat, dan kemauan.
2. Rapat kedua
Rapat kedua diselenggarakan pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oosst-Java Bioscoop. Rapat ini membicarakan masalah pendidikan dengan pemantik Poernnomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Mereka memiliki pendapat yang sama bahwa setiap anak berhak menerima pendidikan kebangsaan dengan keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah, serta dididik dengan cara yang demokratis.
3. Rapat ketiga
Rapat ketiga digelar di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat. Dalam rapat tersebut, Soenario mengungkapkan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Gerakan kepanduan yang diterapkan sejak dini diharapkan bisa mendidik anak-anak agar disiplin dan mandiri.
Kongres Pemuda II Menghasilkan Isi Sumpah Pemuda
Sebelum kongres selesai, lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman dikumandangkan. Selanjutnya, kongres ditutup dengan menyatakan rumusan hasil kongres yang dinamakan sebagai Sumpah Pemuda yang berbunyi:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Demikianlah penjelasan mengenai kronologis peristiwa Sumpah Pemuda yang pada setiap 28 Oktober diperingati oleh seluruh bangsa Indonesia.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…