ERA.id - Marilyn Monroe ditemukan sudah tidak bernyawa tanpa busana di rumahnya di Los Angeles pada 5 Agustus 1962. Tubuhnya ditemukan di tempat tidur oleh pembantunya, Eunice Murray, yang juga menemukan serakan botol-botol pil barbiturat yang diresepkan untuk mengobati depresinya.
Dan insiden yang mengejutkan pagi itu tercatat demikian:
Tubuh Monroe dibungkus dengan selimut biru pucat dan diikat ke tandu saat dikeluarkan dari rumah. Segel ditempatkan di pintu masuk rumah, dengan pemberitahuan: "Siapa pun yang membobol atau memasuki tempat ini akan dituntut dengna berat."
Seorang penjaga khusus disewa untuk mengawasi rumah tersebut. Tubuh Monroe dimasukkan ke bagian belakang mobil dan diangkut ke kamar jenazah di daerah Westwood, hanya beberapa meter dari kuburan neneknya.
Jenazahnya kemudian dipindahkan ke kamar jenazah lain, di mana salah satu wanita terpopuler di Amerika Serikat itu menjadi Kasus Koroner No. 81128 dan tubuhnya ditempatkan di Peti 33.
Setelah penyelidikan singkat, polisi Los Angeles menyimpulkan bahwa kematiannya disebabkan oleh overdosis obat penenang. Mereka menyatakan kematiannya sebagai 'kemungkinan bunuh diri'.
Kejanggalan Kematian Marilyn Monroe
Dalam Marilyn Monroe: The Biography (2001), biografer Donald Spoto menuliskan bahwa kematian Marilyn dipenuhi kejanggalan. Segera setelah menemukan jasad Marilyn, Murray tidak langsung menelepon polisi tetapi malah memanggil psikiater Monroe yang bernama Dr. Ralph Greenson. Spoto menduga ada persekongkolan di antara keduanya.
Selain itu seorang detektif swasta, Becky Aldrige, dilansir dari Daily Mail, juga mengarahkan kecurigaanya kepada Ralph Greenson. Klaim tersebut dibuat oleh Aldrige karena ia menemukan 'Kotak 29' di perpustakaan UCLA yang baru bisa dibuka untuk umum 19 tahun lagi. Ada daftar konten yang menunjukkan bahwa kotak itu berisi sekumpulan file tentang Monroe.
Aldrige mengklaim bahwa Greenson membunuh Monroe setelah wanita itu mengancam akan mengungkapkan perselingkuhan dengan Kennedy bersaudara.
"Saya selalu yakin Marilyn Monroe dibunuh," tulis Aldrige.
"Jika Anda melihat semua cerita, buku, kesaksian, dan bahkan bukti, maka tidak ada alasan bahwa sertifikat kematian Marilyn Monroe tidak boleh diubah dari kemungkinan bunuh diri menjadi pembunuhan."
Aldrige juga membuka petisi yang meminta temuan 'kemungkinan bunuh diri' untuk dicabut dari sertifikat kematian Monroe dan agar kematian itu diselidiki ulang sebagai pembunuhan.
Dia juga telah meminta agar Jaksa Agung berbicara dengan dua orang yang 'hadir ketika Marilyn Monroe mengambil nafas terakhirnya', namun, tak pernah dimintai keterangan.
Mereka adalah Sersan LAPD Marvin Iannone, yang kemudian dipromosikan menjadi kepala Departemen Kepolisian Beverly Hills, dan Patrica Newcomb, teman Monroe.
Menurut Aldrige, Newcomb meninggalkan negara itu setelah pemakaman Monroe pada tahun 1962 dan melakukan perjalanan di Eropa selama enam bulan.
Konspirasi Pembunuhan Terencana
Sudah lama ada teori konspirasi seputar kematian Monroe. Polisi mengatakan Monroe ditemukan tewas oleh Dr Greenson yang masuk ke kamar tidurnya setelah dipanggil ke rumah pada dini hari.
Monroe dianggap meninggal karena keracunan barbiturat akut akibat overdosis chloral hydrate dan pentobarbital. Karena serangan depresi yang terdokumentasi dengan baik dan overdosis sebelumnya, temuan 'kemungkinan bunuh diri' dibuat oleh petugas koroner.
Namun, detektif seperti Aldrige percaya dugaan perselingkuhan Monroe dengan 'Kennedy Bersaudara', yaitu John F. Kennedy yang saat itu menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, dan saudara laki-lakinya Bobby. Alridge menganggap mereka bisa menyuruh Greenson untuk membuat Monroe mati dengan cara pemaksaan overdosis.