ERA.id - Grand Master (GM) Irene Kharisma Sukandar akan melakoni pertandingan eksebisi dengan Dewa Kipas. GM Irene berharap pertandingan persahabatan dengan pemilik akun Dewa Kipas, Dadang Subur, dapat mengakhiri polemik yang terjadi belakangan ini.
"Setelah hal ini jangan ada yang dirugikan, karena yang ingin kita capai adalah kedamaian, selesai. Tapi, memang harus menjunjung azas-azas kebenaran, ada yang kita ketahui, apa yang kita punyai dari data-data, itu bisa menjadi salah satu acuan kebenaran," ujar Irene dalam video di akun YouTube-nya dilansir dari Antara, Minggu (21/3).
Irene dan Dadang dijadwalkan bertanding dan disiarkan langsung melalui podcast Deddy Corbuzier pada Senin besok pukul 15.00 WIB.
"Saya akan datang sebagai pecatur profesional melawan Pak Dadang Subur di Pertandingan Persahabatan. Jadi, saya harap setelah ini polemik ini segera berakhir, dari semua pihak," kata Irene.
Siapa GM Irene Sukandar?
Nama GM Irene Sukandar sendiri sudah tak asing di dunia catur nasional hingga internasional. Lalu, bagaimana sepak terjangnya?
Profil GM Irene Sukandar
Seperti dilansir Harian Kompas pada 11 November 2014, Irene Kharisma Sukandar adalah seorang pecatur putri yang lahir di Jakarta, 7 April 1992.
Pada 2014, Irene berhak menyandang gelar baru, Master Internasional (IM), gelar bagi pecatur laki-laki, setelah berjuang selama hampir enam tahun dan mencapai rating 2400.
Sementara itu, Irene mengakui bahwa kesuksesannya di pentas catur dunia tak terlepas dari mental yang diasah plus diuji sejak dini.
Dikatakannya bahwa lapak catur tempat bermain pada kecilnya dahulu adalah salah satu wadah untuk mengasah mental.
"Kalau teori dan strategi, bisa dipelajari dari buku dan internet. Namun, mental hanya didapat melalui praktik, salah satunya dari lapak," ungkap Irene.
Irene Sukandar bercerita bahwa dia diajak sang ayah bermain di lapak-lapak sejak usia 8 tahun, dengan durasi sekitar 4 jam per hari.
Selain itu mengasah mental, hal itu pun dilakukan guna menambah pengalamannya.
"Dari lapak, saya bisa memahami beragam cara bermain dan karakter lawan, terutama mereka yang lebih dewasa," tutur Irene menjelaskan.
Profil Irene Kharisma Sukandar
Lahir: Jakarta, 7 April 1992
Orang tua: Singgih Heyzkel dan Cici Ratna Mulya
Pendidikan:
SD Negeri 3 Pagi Kebayoran Lama, Jakarta
SMP Negeri 16 Bekasi
SMA Nusantara Jakarta Timur
Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Gunadarma
Prestasi:
Juara 3 Kelompok Umur (KU) 10 Kejuaraan Catur ASEAN, Singapura (2002)
Juara 4 KU 10 tahun Kejuaraan Catur ASEAN, Malaysia (2003)
Dua medali perak pada SEA Games Vietnam (2003)
Peringkat ke-9 Kejuaraan Dunia Junior Yunani (2003)
Medali perak Olimpiade Catur papan tiga, Spanyol (2003)
Peringkat ke-14 Kejuaraan Dunia Junior di bawah 14 tahun di Pulau Kreta, Yunani (2004)
Medali perak Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun, Singapura (2004)
Imbang 3-3 dalam dwitarung melawan GMW Corke (juara 1 Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun di Singapura) (2005)
The Best Woman Player pada Malaysia Open (2008)
Imbang 2-2 melawan IM Tania Sachdev dalam dwilomba JAPFA (2010)
Juara 1 dalam Brunei Invitational IM Tournament 1 dan juara 2 dalam Brunei Invitational IM Tournament 2 (2010)
Medali Perunggu di 26th SEA Games, Indonesia (2011)
The Best Woman Player di Queenstown Chess Classic, Selandia Baru (2012)
Juara 1 Asian Continental Chess Championship, Vietnam (2012)
Juara 1 the 5th Alexander the Great open Championship 2013' di Chalkidiki, Yunani (2013)
The Best Woman Player di Grand Europe Open Albena, Bulgaria (2013)
Medali Emas International Chess Rapid pada 27th SEA Games 2013 di Nay Pyi Taw, Myanmar (2013)
Juara 1 Australian Women's Masters di Melbourne, Australia (2014)
Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Sharjah, Uni Emirat Arab (2014)
Gelar:
Grand Master Wanita (WGM) (2008)
Master Internasional (IM), gelar bagi pecatur laki-laki (2014)