"Partai Gerindra telah memberikan mandat penuh kepada Pak Prabowo untuk menjalin koalisi-koalisi dengan partai di luar Partai Gerindra, dengan PKS, (Partai) Demokrat, PAN," kata Nizar saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/5/2018).
"Jadi biarkan tim-tim Pak Prabowo dengan Pak Prabowo berjalan apakah nanti ada kesepakatan siapa jadi capres siapa jadi cawapres," lanjutnya.
Nizar mengatakan, partainya juga membuka lebar pintu koalisi untuk partai-partai politik. Asalkan mempunyai kesepakatan, platform, ide, dan gagasan yang sama, kata Nizar, partai politik lain dipersilakan untuk bergabung dengan koalisi Partai Gerindra.
(Ilustrasi:era.id)
Paling sulit, kata Nizar, menentukan kandidat cawapres jika koalisi terdiri dari dua atau tiga partai. Sebab, nantinya hanya ada satu nama yang akan jadi cawapres, sehingga tak semua nama cawapres yang diusulkan partai politik koalisi dapat maju sebagai cawapres dampingi Prabowo.
"Ini yang membutuhkan kesabaran, membutuhkan keuletan, membutuhkan komitmen yang tinggi untuk menjalin kesepakatan dari awal," jelasnya.
Mengenai kandidat nama cawapres Prabowo, Nizar membeberkan, hingga sudah ada beberapa usulan nama, termasuk nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun, ia menegaskan, keputusan soal nama cawapres ada di tangan Ketua Umum partainya.
"Ada aspirasi beberapa kader untuk (Anies Baswedan) berpasangan dengan Prabowo. Itu tekniknya bagaimana, strateginya bagaimana, biarlah nanti kita tunggu 29 hari atau 30 hari dari sekarang," katanya.
Lebih lanjut, Nizar mengungkap, partainya hingga saat ini masih terus menjalin komunikasi dan lobi politik dengan sejumlah partai lain, seperti PKS, Partai Demokrat, hingga PAN.