Sandi mengatakan, realisasi konsep hotel berbasis syariah itu melibatkan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jakarta. Nantinya, Pemerintah Provinsi DKI memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pekerja hotel.
"Nanti akan ada pelatihan dan akan disalurkan kepada hotel-hotel yang berbasis syariah, yang sekarang lagi berkembang," terang Sandi di Balai Kota Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).
Rencana tersebut, kata Sandi, akan mendorong dunia pariwisata, khususnya perhotelan agar terlibat dalam ekonomi syariah. Menurut perhitungan MES, konsep Halal Tourism memiliki nilai yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan konsep hotel konvensional.
Di mana hotel konvensional hanya memperoleh 130 juta dolar, sedangkan Halal Tourism mencapai 170 juta dolar.
"Hotel-hotel yang sekarang beroperasi secara konvensional bisa melirik bagaimana kaidah-kaidah perhotelan syariah yang sekarang booming (meledak)," jelas Sandi.
Menurut Sandi, konsep Halal Tourism saat ini diminati kawasan Asia. Sebab itu, sangat disayangkan jika Jakarta tidak terjun dalam sistem ini.
"Di Seoul dan Tokyo sudah ada. Jadi kita justru ingin memastikan Jakarta enggak ketinggalan," imbuh Sandi.
Ketua MES Jakarta Rezza Artha mengatakan, konsep Halal Tourism di perhotelan atau hotel syariah nantinya juga akan meminimalisir tindakan tidak bertanggung jawab yang kerap terjadi di tempat penginapan.
"Hotel tersebut tidak mengizinkan pasangan ilegal untuk bermalam, tidak mengizinkan operasional kegiatan perjudian, dan lain-lain," terang Reza.
Rezza memberikan contoh jika konsep Halal Tourism saat ini telah diterapkan di beberapa hotel di Jakarta, di antaranya Hotel Sofyan di Tebet dan Menteng.