"Akan sia-sia kalau dibawa ke nasional. Orang di DKI Jakarta saja belum berhasil, kok. Sederhananya, kita bisa meningkatkan ke stage yang lebih tinggi apabila di bawahnya berhasil. Nah ini aja enggak berhasil kok di Jakarta," sebut Gembong di Gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2018).
Gembong bilang, anggota DPRD fraksi PDIP belum bisa mengapresiasi OK OCE hingga saat ini. Pasalnya, belum ada entrepreneur baru yang dilahirkan dari program perekonomian besutan Sandiaga tersebut.
"Kan sebetulnya tujuan OK OCE itu menciptakan wirausahawan baru. Dalam lima tahun targetnya itu ada sekitar 250.000. Nah sampai hari ini sudahkah tercipta wirausahawan baru itu? Kan belum ada," tutur dia.
OK OCE Mart di Rawamangun. (Diah/era.id)
Meski demikian, Gembong tetap mempersilakan Sandi tetap membawa OK OCE dalam program kerjanya jika ia terpilih menjadi wakil presiden 2019-2024. "Ya boleh saja, itu kan program dia yang akan ditawarkan kepada rakyat indonesia. Tetapi mungkin rakyat Jakarta menjawab, kan. Orang di Jakarta saja gagal kok," ungkapnya.
Usai mendaftarkan diri sebagai cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia pada Jumat (10/8), Sandiaga otomatis mundur dari jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Baca Juga : Sandiaga Maju Nyawapres, Bagaimana Nasib OK OCE?
Usia jabatannya yang belum genap setahun itu tentunya meninggalkan 'PR' banyak bagi wagub yang menggantikannya kelak. Salah satunya program One Kecamatan One Enteprenuership Center atau yang akrab disebut OK OCE.
Kelanjutan OK OCE di Jakarta
Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Pemprov DKI Jakarta, Irwandi bilang, program-program yang dijanjikan oleh Sandi telah masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta.
Ia mengakui, mundurnya Sandi dari jabatan wagub akan mengurangi efektifitas program penciptaan lapangan kerja tersebut. Jika sebelumnya OK OCE selalu mendapatkan perhatian khusus dari Sandi, ke depannya Irwandi justru harus sering mengenalkan OK OCE kepada wakil gubernur yang baru.
"Kendalanya biasanya kan dia yang jadi motivator, pembuat kebijakan, jadi kita sebagai kepala dinas enak ngejalaninnya," ujar Irwandi kepada era.id, beberapa waktu lalu.