Indeks Kerukunan Beragama Turun, Apa Penyebabnya?

| 25 Oct 2018 13:06
Indeks Kerukunan Beragama Turun, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Indeks Kerukunan Beragama di Indonesia terus mengalami penurunan sejak dilaksanakannya Pilkada 2017 dan 2018. 

"Penurunan indeks Kerukunan Beragama karena adanya Pilkada serentak. Banyak kegiatan politik yang menggunakan simbol agama," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto saat memaparkan capaian Empat Tahun Kinerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Sekretariat Negara, Jakarta, seperti dikutip Antara, Kamis (25/10/2018).

Tak hanya soal penggunaan simbol agama dalam kegiatan politik, melainkan banyaknya berita bohong atau hoaks yang menggunakan isu agama di media sosial.

"Ini jujur kita turun (soal indeks kerukunan beragama)," ujar Wiranto.

(Ilustrasi/era.id)

Indeks Kerukunan Beragama sejak 2015 mengalami penurunan. Indeks Kerukunan Beragama pada 2015 mencapai 75,36 persen, lalu pada 2016 meningkat sedikit menjadi 75,47 persen, dan pada 2017 menurun menjadi 72,2 persen.

Namun demikian, pemerintah masih bisa mengatasi persoalan itu, sehingga tidak terjadi konflik horizontal yang berkepanjangan. Wiranto pun mengapresiasi kinerja Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) yang berhasil menekan konflik di masyarakat.

Saat ini, FKUB sudah terbentuk di 34 provinsi dan di 500 kabupaten/kota guna menjamin kerukunan umat beragama. "FKUB telah mampu menekan terjadinya konflik. Khususnya dalam kegiatan keagamaan," tutur Wiranto.

"Agak terkejut juga dengan peristiwa di Garut. Adanya tuduhan pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid. Lalu disebarkan lewat medsos dengan pemahaman berbeda. Tapi, dengan cepat mendudukkan permasalahannya. Dan mudah-mudahan itu bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat," ucapnya.

(Ilustrasi/era.id)

Rekomendasi