"Prediksi saya sudah tidak ada yang selamat. Karena korban yang ditemukan saja beberapa potongan tubuhnya sudah tidak utuh, sehingga dalam beberapa jam ini kemungkinan sekali jumlah 189 korban sudah dalam keadaan meninggal dunia semua," ujar Bambang di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018).
Dalam pencariannya, Basarnas menemukan beberapa potongan tubuh korban, seperti kaki, tangan, telinga, dan organ dalam tubuh korban. Bambang menjelaskan, penyebab jasad penumpang yang ditemukan hanya berupa potongan tubuh tersebut lantaran tekanan yang keras.
"Dari ketinggian segitu menuju ke air tekanannya lebih keras, mungkin ada potongan tubuh itu karena kena potongan pesawat. Mungkin juga karena benturan itu juga pecah dan mengakibatkan serpihan berdampak pada tubuh korban," katanya.
Selain itu, Bambang juga memperkirakan masih banyak korban yang berada di dalam pesawat saat jatuh ke dalam air.
"Oleh karenanya Basarnas harus segera mencari posisi kapal tersebut untuk dilaksanakan penyelaman. Karena sangat memungkinkan sekali kedalamannya untuk kita lakukan penyelaman," tutur dia.
Potongan tubuh jenazah tersebut dimasukkan ke dalam tujuh kantong jenazah dan segera dibawa ke RS Polri, baik yang utuh maupun tidak utuh.
Diketahui sebelumnya, pesawat tersebut datang dari Jakarta pada pukul 06.20 WIB dan diperkirakan mendarat di Pangkalpinang sekitar pukul 07.05 WIB. Namun, Basarnas mendapat informasi dari air traffic control bahwa pesawat JT 610 kehilangan kontak pukul 6.50 WIB hari ini dan dapat dipastikan jatuh di laut.
"Ini jaraknya dari kantor Jakarta 34 NM, dari Tanjung Priok 25 NM dan dari Karawang 11 NM. Ketinggiannya kurang lebih masih 2.500 meter," ucap Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Muhammad Syauqi.
Pesawat tersebut membawa 178 penumpang dewasa, seorang anak dan 2 bayi, dengan 2 pilot dan 6 kru pesawat.
Baca Juga : Keluarga Penumpang Lion Air Diminta Datangi RS Polri