Prabowo Ingin Setop Impor, Milenial Mau?

| 07 Nov 2018 14:07
Prabowo Ingin Setop Impor, Milenial Mau?
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang ingin Indonesia tidak lagi impor barang dari luar negeri ramai diperbincangkan di media sosial. Kala itu dia berjanji, tidak akan impor apapun jika terpilih di tahun depan, Prabowo ingin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri.

Keinginan Prabowo untuk lepas dari impor tak sekali dilontarkannya. Setidaknya keinginan Prabowo itu, tak ayal membuat sebagian orang mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya, apa mungkin Indonesia bisa lepas dari Impor atau apa kita bisa hidup tanpa barang-barang impor?

Beragam komentar bertebaran di dunia maya, sebagian mendukung pernyataan tersebut, dan tak sedikit yang malah menolak, bahkan ada yang mengaku tidak sanggup apabila hidup tanpa barang impor, lantaran komestik yang kerap digunakan sehari-hari berasal dari negeri ginseng, Korea Selatan.

Di era globalisasi yang membuat satu negara seolah tak berjarak ini, perdagangan internasional sudah menjadi aktivitas penting yang tidak bisa ditinggalkan. Bahkan negara yang katanya paling tertutup dari hubungan internasional pun, Korea Utara masih melakukan hubungan perdagangan internasional. Negara komunis itu paling banyak berdagang dengan China. 

Apa kabar dengan Indonesia apabila tidak melakukan impor?

Melihat adanya keluhan dari salah satu netizen yang menolak gagasan tidak akan ada impor lagi, karena khawatir masalah gaya hidupnya akan terganggu, apa kabar soal gaya hidup anak gaul Jakarta? Mungkin mereka adalah sebagian orang yang akan merasa terpukul, apabila Indonesia sudah tidak bisa impor apa-apa lagi.

Sebagai contoh gaya milenial di daerah perkotaan, Jakarta contohnya yang identik dengan tempat nongkrong yang nge-hits dari segi tampilan yang necis, lengkap dengan outfit kekinian masa kini. Untuk memenuhi gaya hidup semacam itu sudah barang tentu diperoleh dari produk-produk impor.

Misalnya untuk kebutuhan kosmetik, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor kosmetik dan perlengkapan toilet (termasuk perlengkapan kecantikan, skin-care, menicure/pedicure) hingga senilai 226,74 dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2017. 

Sementara untuk kebutuhan outfit, mulai dari kemeja flanel, celana chino, dan hoodie kekinian, bahan dasar untuk membuat pakaian tersebut harus di impor. Menurut data BPS Jakarta pada 2017, impor kapas atau katun mencapai 163,800,184 kg.  Kemudian untuk bagian alas kaki, masih menurut data BPS 2017, Indonesia masih mengimpor sepatu dengan total mencapai 179,57 juta dolar AS. 

Di sisi lain, perangkat elektronik macam smartphone sudah pasti jadi kebutuhan sehari-hari yang tak bisa terpisahkan. Setidaknya vendor-vendor ponsel terkenal seperti Samsung dan Apple sudah memiliki toko fisiknya di Indonesia. 

BPS mencatat pada tahun 2017, impor telepon untuk jaringan seluler atau untuk jaringan tanpa kabel ini mencapai angka 416,72 juta dolar AS. Lanjut lagi ke urusan transportasi, mayoritas kendaraan di Indonesia didominasi oleh produk-produk otomotif asal Jepang, sebut saja Honda, Toyota, Suzuki, dan teman-temannya. Per 2017, total impor mobil dengan kapasitas silinder 1500 cc kebawah nilanya mencapai 259,69 juta 

Untuk sektor makanan, percayalah pada September 2018 sendiri, BPS mencatat golongan buah-buahan mengalami peningkatan impor tertinggi yakni 42,2 juta dolar AS atau 66,46 persen. Untuk produk cokelat atau kakao yang meningkat 50,58 persen, dan serealia sebesar 15,31 persen.

Rekomendasi