Petunjuk yang disebut sebagai Operations Manual Bulletin (OMB) itu diterbitkan pada Selasa (6/11). Rekomendasi ini bertujuan untuk mengarahkan operator penerbangan atau maskapai di seluruh dunia pengguna pesawat Boeing mengenai prosedur yang harus ditempuh awak pesawat ketika terjadi masalah pada sensor AOA sebagaimana dilakukan dua pilot Lion Air PK LQP rute penerbangan Denpasar-Jakarta.
Dalam pernyataan reseminya, Boeing juga mengatakan bahwa pihaknya memberikan dukungan penuh dan bantuan teknis kepada KNKT dan otoritas lain yang bertanggung jawab terhadap investigasi penerbangan Lion Air PK LQP.
Investigasi terhadap kecelakaan yang menewaskan 189 orang itu tengah berlangsung dan Boeing terus bekerjasama sepenuhnya dan memberikan bantuan teknis di bawah arahan otoritas pemerintah yang menyelidiki kecelakaan ini.
Sebelumnya, KNKT telah merilis hasil penyelidikan terbaru terkait penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK LQP. KNKT mensinyalir kerusakan pada komponen sensor angle of attack (AOA) sebagai penyebab kecelakaan.
AOA adalah bagian dari sistem penunjuk kecepatan atau airspeed indicator. AOA berfungsi sebagai indikator penunjuk sikap atau attitude pesawat terhadap arah aliran udara.
Nah, dalam keterangan yang kami terima, Rabu (7/11/2018), KNKT dalam penyelidikannya menemukan bahwa AOA Lion Air PK LQP telah bermasalah dalam empat penerbangan pesawat PK LQP, termasuk dalam rute Denpasar-Jakarta.
Sebelum penerbangan itu, pihak maskapai sejatinya telah mengganti AOA yang bermasalah. Namun, masalah tak begitu saja selesai. Kenyataannya, pilot dalam penerbangan Denpasar-Jakarta tetap mengalami masalah navigasi hingga harus melakukan sejumlah prosedur hingga akhirnya mampu menangani kendala tersebut dan mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta.
Dalam penerbangan itu, indikator AOA di sebelah kanan dan kiri sistem navigasi pesawat tak sesuai. Dalam posisi lurus, AOA kanan menunjukkan nol derajat, sementara AOA kiri menunjukkan 20 derajat.
Lewat rilisnya, KNKT menjelaskan, peristiwa yang dialami para pilot Lion Air rute Denpasar-Jakarta sama dengan apa yang dialami dua pilot dalam penerbangan nahas Jakarta-Pangkal Pinang, Kapten Bahvye Suneja dan co-pilot Harvino.