Baliho 'Raja' Jokowi, PDIP: Black Campaign Gaya Baru

| 13 Nov 2018 19:25
Baliho 'Raja' Jokowi, PDIP: <i>Black Campaign</i> Gaya Baru
Alat peraga kampanye Jokowi 'raja' dicopot kader PDIP Jateng. (Twitter @agussaibumi1)
Jakarta, era.id - PDI Perjuangan menanggapi beredarnya alat peraga kampanye (APK) bergambar capres nomor urut 01, Joko Widodo, yang menggunakan pakaian bak raja dan tersebar di beberapa titik di Jawa Tengah.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, ini merupakan modus baru dalam kampanye hitam. Dia menyebut, baliho serta beberapa APK lainnya itu bukan berasal dari internal partainya. Menurutnya, APK itu sengaja dipalsukan oleh pihak yang ingin memojokkan PDI Perjuangan.

"Atribut itu seolah mendukung kami, padahal bersifat black campaign. Dari aspek estetika, komunikasi politik, daya imajinasi, dan teknik kampanye atribut bergambar PDI Perjuangan dan Pak Jokowi yang terpasang bukan kami. Ada pihak yang memalsukan APK tersebut. Kami yakin, atribut tersebut dipasang oleh pihak yang mau mendeskreditkan kami," ungkap Hasto melalui keterangan tertulisnya, Selasa (13/11/2018).

Hasto yakin, APK itu sengaja dipasang secara sengaja karena elektabilitas PDI Perjuangan selalu menduduki peringkat teratas dari hasil beberapa survei. "Akibatnya ada kekuatan tertentu yang men-downgrade PDI Perjuangan agar elektabilitas turun. Ini cara yang tidak sehat dalam demokrasi," ungkapnya.

Partai berlambang banteng ini juga berterima kasih atas kerja cepat kadernya yang melaporkan adanya APK liar, serta ikut membantu menurunkan baliho tak resmi tersebut. Selain itu, menurut Hasto, pihaknya juga akan mempertimbangkan langkah hukum terkait pemasangan alat peraga kampanye tersebut.

"Kami sudah mempersiapkan atribut asli kami yang mengedepankan kepemimpinan merakyat Pak Jokowi dengan pendekatan soft campaign," ungkap Hasto.

Hasto menambahkan, berdasarkan survei internal yang dilakukan, publik menangkap ada apresiasi positif di mana Proklamator Soekarno, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jokowi, dan PDIP merupkan satu kesatuan nafas perjuangan.

"Dengan demikian, desain APK juga mempertimbangkan hasil survei dan FGD. Tidak sembarangan sebagaimana APK liar yang muncul akhir-akhir ini," tutupnya.

Rekomendasi