TKN: Tabloid Pembawa Pesan Bukan Instruksi Timses

| 30 Jan 2019 17:25
TKN: Tabloid <i>Pembawa Pesan</i> Bukan Instruksi Timses
Tabloid Pembawa Pesan. (Foto: Istimewa)
Jakarta, era.id - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menegaskan penerbitan tabloid Pembawa Pesan bukan instruksi resmi dari timnya. 

Bahkan, menurut dia, timses Jokowi-Ma'ruf Amin belum pernah menerbitkan tabloid atau pun majalah untuk kampanye paslon petahana. Justru, Ketua DPP PKB itu menduga tabloid Pembawa Pesan ini dibuat oleh masyarakat, simpatisan, atau relawan yang mendukung paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Sampai saat ini TKN belum memproduksi tabloid apapun, sehingga saya menduga kalau itu dari masyarakat atau komunitas atau relawan," kata Karding saat dihubungi, Rabu (30/1/2019).

Karding bilang, pihaknya tak mempermasalahkan penyebaran tabloid tersebut, asalkan isi konten dalam tabloid Pembawa Pesan itu tidak melanggar aturan yang berlaku seperti black campaign.

"Mudah-mudahan semuanya beritanya kontennya tidak melanggar. Artinya maksimum pada kampanye negatif jangan ada black campaign," jelas dia.

Politikus PKB itu juga bilang, tak mungkin pihaknya mengawasi pencetakan atau penyebaran koran maupun tabloid yang dilakukan para simpatisan maupun masyarakat. Tapi, Karding mengimbau masyarakat tidak melakukan kampanye hitam. "Kalau dari masyarakat kita enggak bisa melarang jadi kita mengimbau jangan black campaign," jelas dia.

Supaya kalian tahu, setelah tabloid Indonesia Barokah kini giliran tabloid Pembawa Pesan yang beredar di masyarakat. Tabloid Pembawa Pesan ini berisi konten positif untuk Jokowi-Ma'ruf.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta juga telah mendapatkan laporan beredarnya tabloid tersebut. Menurut mereka, tabloid itu ditemukan di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Foto-foto Istimewa

Ketua Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri mengatakan ada caleg PDI Perjuangan di balik penyebaran tabloid tersebut, dan dilakukan di dapil caleg itu salah satunya di wilayah Jakarta Selatan.

"Itu tabloid dari salah satu caleg, katanya informasinya caleg PDIP. Kemudian penyebaranya melalui kurir dengan membawa ke rumah-rumah," jelas Jufri saat dihubungi.

Rekomendasi