Pasca Tsunami, Transportasi Pelabuhan Merak-Bakaheuni Tetap Normal

| 23 Dec 2018 12:10
Pasca Tsunami, Transportasi Pelabuhan Merak-Bakaheuni Tetap Normal
Pelabuhan Merak-Bakaheuni (Twitter @asdp191)
Jakarta, era.id - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan operasional penyeberangan kapal feri di Pelabuhan Merak dan Bakauheni tetap berjalan normal pasca gelombang tinggi dan tsunami yang menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda. 

Dalam keterangan tertulisnya, hingga Minggu (23/12) pagi ini, layanan penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni masih tetap aman, namun pihak ASDP terus berkordinasi dengan pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD). 

"Hal ini untuk memastikan kondisi cuaca serta pengoperasian kapal berjalan lancar dan aman selama pelayaran. Saat ini, di lintasan Merak-Bakauheni beroperasi 31 dari total 59 kapal yang ada, dimana 6 diantaranya adalah milik ASDP," kata Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Imelda Alini, seperti dikutip dari Antara, Minggu (23/12/2018).

Saat ini, di lintasan Merak-Bakauheni masih beroperasi 31 kapal dari total 59 kapal yang ada, enam di antaranya milik ASDP. Keenam kapal ASDP yang beroperasi, yaitu KMP Jatra 1, KMP Portlink, KMP Portlink III, KMP Portlink V, KMP Sebuku, dan KMP Batumandi.

 

ASDP tetap mengimbau kepada seluruh pengguna jasa agar tetap waspada selama dalam perjalanan terkait kondisi cuaca yang ekstrim, dan disarankan untuk menyeberang pada siang hari.

ASDP akan terus berkoordinasi dengan BMKG dan BPTD untuk memastikan kondisi tetap aman untuk melakukan aktivitas penyeberangan dalam posko pantauan cuaca di Merak, serta akan secara berkala memberikan informasi terkini kepada para pengguna jasa, demikian siaran pers ASDP.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) menyatakan dampak tsunami dan gelombang tinggi yang menerjang pantai di Selat Sunda, khususya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang telah menyebabkan 43 orang meninggal dunia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan, data sementara hingga Minggu (23/12) pukul 07.00 WIB menunjukkan tsunami dan gelombang tinggi telah menyebabkan 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan dua orang hilang.

Sedangkan di Lampung Selatan terdata tujuh orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Di Serang tercatat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka-luka dan dua orang hilang.

Rekomendasi