Wahyu bilang, debat pemilihan presiden baru akan berjalan dua kali. Maka, masih membuka kemungkinan untuk memilih orang yang akan menyusun daftar pertanyaan debat bertempat tinggal di wilayah timur.
"Akademisi dari seluruh indonesia tentu akan kita daya gunakan sebagai panelis, tapi ini kan masih debat kedua. Masih ada 3 kali debat. Kita akan memanfaatkan sebaik mungkin, baik akademisi, juga dari NGO sesuai dengan tema masing-masing," ucap Wahyu kepada wartawan, Jumat (1/2/2019).
Selain itu, lanjut Wahyu, KPU juga akan menyisir kampus-kampus di seluruh Indonesia untuk mencari calon-calon panelis yang cocok di tema debat ketiga sampai kelima.
"Kami berencana akan memperluas akademisi dari kampus-kampus di seluruh indonesia untuk debat-debat selanjutnya," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Konten Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Viki Satari mengungkapkan usulan perihal adanya panelis debat kedua pilpres dari pakar atau akademisi yang berasal dari wilayah timur Indonesia.
"Kita juga dalam forum (rapat pleno) menyampaikan usulan dari sisi spesifikasi unsur keterwakilan (panelis) ada unsur akademisi, NGO, tentunya dari sisi kepakaran yangg trkait isu debat. Misalnya ada perwakilan dari timur," tutur Viki.
Melanjutkan, Direktur Komunikasi Politik TKN, Usman Kansong mengatakan usulan adanya panelis dari wilayah timur agar lebih merata dalam memberikan pertanyaan kepada kedua calon presiden.
"Kami memang mengusulkan agar panelis dari Indonesia Timur, karena kalau kita lihat misalnya sumber daya alamnya itu, jangan-jangan di sana lebih hebat daripada yang dari Universitas di wilayah barat Indonesia," ungkap Usman.
Panelis debat yang diselenggarkan pada 17 Februari tersebut adalah Rektor ITS Mochamad Ashari, Rektor IPB, Arif Satria, pakar pertambangan ITB Irwandy Arif, pakar energi UGM Ahmad Agustiawan, pakar lingkungan Undip Sudharto P. Hadi, dan pakar hukum lingkungan Unair Suparto Wijoyo.
Dua orang lainnya yang berasal dari LSM adalah Direktur Eksekutif WALHI Nur Hidayati dan Sekretaris Jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria (KPA), Dewi Kartika.
Debat yang mengusung tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur ini diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta Selatan. Debat ini disiarkan oleh stasiun televisi RCTI, GTV, MNC TV, dan Inews TV.