"Asesmen stok ikan kita, dari 7,1 juta pada awal saya menjabat menjadi 12,5 juta ton pada tahun 2016. Kemudian dari biomassa kita, naik hampir tiga kali lipat, yang mana di lautan lainnya, biomass itu turun 3 kali lebih cepet dari yang mereka pelajari," ucap Susi dalam diskusi Langkah Berani Pulihkan Lingkungan di Kantor Staf Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).
Hal tersebut, kata Susi tak terlepas dari kebijakannya yaitu menenggelamkan kapal yang tak memiliki izin masuk ke perairan Indonesia. Selain itu dengan membatasi penggunaan kapal cantrang di berbagai daerah, hingga menghentikan moratorium dengan kapal asing juga memberikan dampak positif.
"Kebetulan Pak Presiden berkomitmen tinggi. Saya pikir tidak akan ada yang akan berani seperti beliau yang memberikan saya wewenang seperti itu agar gampang kerjaannya," kata dia.
Pemaparan sebaran ikan di Indonesia (Diah/era.id)
Meski begitu diakui, Susi masih saja ada orang yang tidak suka dengan apa yang dia lakukan. Tapi, namanya juga Susi Pudjiastuti. Wanita yang dikenal pemberani ini seakan tak acuh dengan nyinyiran orang lain.
"Memang ada orang tidak suka kalau ada pekerjaan orang bagus. Kadang-kadang bilang enggak suka sama Susi, enggak apa-apa. Saya begini, begitu, agak preman, whatever. Tapi, the job well done. Pak Jokowo delivered the commitment," tutur dia.
Susi pun juga menepis dugaan kementerian bekerja sama dengan antek asing. "Kalau dibilang antek asing, di perikanan itu nonsense. Saya tegaskan, no foreign investment involved. saya hanya berikan buka pabrik saja, ayo sampai 100 persen silakan saja," pungkasnya.
Diskusi ini juga dihadiri oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Pemerhati Lingkungan Hidup Wimar Witoelar.