Menurut Wakil Bendahara Umum TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Juliari P. Batubara, total dana kampanye yang diterima melalui rekening BRI mencapai Rp130,452 miliar yang terdiri dari uang tunai Rp87,096 miliar, sisanya berupa barang dan jasa.
"Dari total penerimaan dana Rp87,095 miliar, sumbangan terbesar berasal dari 18 badan usaha non pemerintahan," kata Juliari kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/4/2019).
Kata dia, ada dua sumbangan terbesar yang diberikan pada TKN, pertama sumbangan dari badan non pemerintah sebesar Rp 48,249. Kedua berasal dari partai politik yaitu PDI Perjuangan, Partai Nasdem, dan Partai Perindo sebesar Rp 27 miliar.
Sementara, untuk perorangan terdapat 190 orang yang menyumbang dengan total Rp 11,793 miliar dan bunga bank Rp44,957 juta.
"Selain berbentuk dana tunai, TKN Jokowi Maruf juga menerima sumbangan berupa barang dan jasa," jelas Juliari.
Terkait penerimaan barang, TKN menerima Rp11,713 miliar dan jasa sebesar Rp31,643 miliar. Dari partai politik, kubu paslon 01 ini menerima sumbangan barang sebesar Rp4,932 miliar. Sedangkan dari perorangan, total sumbangan barang mencapai Rp24 juta sementara kelompok sebesar Rp6,756 miliar.
Selain barang, TKN juga menerima sumbangan berupa jasa senilai Rp 31,643 miliar berasal dari partai Rp 478,245 juta dan kelompok Rp31,165 miliar. "Sehingga total penerimaan keseluruhan mencapai Rp130,452 miliar," ungkapnya.
Pengeluaran
Menurut Juliari, hingga saat ini TKN telah mengeluarkan dana hingga mencapai Rp116,24 miliar yang terdiri dari pengeluaran dana tunai untuk biaya operasional dan modal sebesar Rp72,890 miliar. Sementara untuk barang, mencapai Rp11,713 miliar dan jasa Rp31,643 miliar.
"Dengan demikian total saldo yang tersimpan dalam RKDK (Rekening Khusus Dana Kampanye) TKN Jokowi Maruf tersisa Rp14,204 miliar," jelas Juliari.
Juliari mengatakan, dana terbesar dikeluarkan untuk biaya operasional kampanye, seperti kampanye tertutup, dialog dengan masyarakat, serta akomodasi tim kampanye.
"Memang akan yang banyak terkuras itu adalah di kampanye-kampanye, baik kampanye tertutup atau kampanye dialogis Istilahnya ya. Karena di situ ada pengerahan massa kemudian juga ada peralatan-peralatan yang harus disiapkan," kata dia.
Juliari menambahkan, operasional tim untuk pembelian tiket pesawat juga dirasa menyedot dana kampanye. Apalagi saat ini, tiket pesawat sedang mahal-mahalnya.
"Jadi itu pembesar tiket pesawat (yang) mahal ya, ini juga nih untuk kampanye, tiket pesawat sekarang juga mahal, jadi otomatis akan menaikkan biaya," ungkapnya.