Jakarta, era.id - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah angkat bicara mengenai kasus surat suara yang ditemukan sudah dalam keadaan tercoblos di Malaysia, jelang pemilihan umum yang dilangsungkan 14 April untuk daerah pemilihan luar negeri.
Fahri minta agar KPU tidak menganggap remeh dengan menyebut kasus surat suara tercoblos di Malaysia sebagai sampah. Dia menegaskan, justru kasus tersebut harus segera diungkap.
“Ngomong terang dong, jangan kita anggap sampah. Dianggap selesai. Ini yang membuat kita ini percaya bahwa ini memang curang,” ujarnya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (15/4/2019).
Supaya kalian paham, kasus surat suara tercoblos yang ramai beberapa waktu lalu sudah ditangani kepolisian setempat. Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga memastikan, surat suara yang tercoblos di Selangor, Malaysia, ini tidak akan dihitung dalam hasil Pemilu 2019. Namun, hingga saat ini, KPU belum mendapat akses ke surat suara tersebut.
“Kita mau bilang enggak curang bagaimana, kasus begini besar kok ditutup, apalagi sekarang kalau mau lobi-lobi polisi Malaysia,” lanjut Fahri.
Selain itu, Fahri bilang, dirinya saat ini sudah mengirimkan surat secara terbuka kepada PM Malaysia Mahathir Mohamad, supaya kasus tercoblosnya surat suara di Malaysia bisa terus dilanjutkan.
Fahri menjelaskan, langkah ini dirinya ambil karena merasa ini merupakan kasus besar. Bahkan, katanya, modusnya ada di mana-mana. Sebab, ada orang memiliki akses pada kelebihan cetak kertas suara.
“Kertas suaranya kata Bawaslu asli, orang yang punya akses terhadap kertas suara cetak ini diduga 17,5 juta, 17,5 juta dibagi-bagi pada caleg-caleg lalu caleg itu coblos namanya sendiri dan nama nomor tertentu di capres. Ini modusnya, kenapa enggak mau dibuka, curang ini. transparan aja,” katanya.
Fahri menilai, penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu tidak menganggap remeh kasus surat suara tercoblos di Malaysia. Katanya, itu harus terus diungkap siapa yang menjadi dalangnya.
“Itu harus dicari dong, dianggap remeh, anggap aja sampah. Wah ini bahaya cara berpikirnya ini. Jadi kalau memang mau berkonspirasi curang silakan tapi itu berbahaya bagi keselamatan demokrasi kita transisi kita ini. Karena kalau yang curang menang pasti,” tutupnya.