Padatnya jadwal penerbangan untuk melayani pemudik, berimbas terhadap jadwal liburnya. Dia baru mendapat libur pada hari ketiga lebaran, yaitu Jumat (7/6) besok. Padahal, seperti kebanyakan orang dia ingin berlebaran bersama keluarga. Sementara dirinya bekerja, suami dan anak kembarnya berada di rumah orang tuanya di Makassar.
"Sedih karena anak saya di luar kota, sementara saya masih di sini, suami saya dinas di Makassar jadi dibawa ke sana," katanya seperti dilansir Antara, Kamis (6/6/2019).
Tapi, Restu enggak mau berlarut dengan kesedihannya. Sebab, berpisah dari keluarga di hari raya adalah resiko pekerjaannya. Untuk menghibur dirinya, Restu bilang, dia mendapat pahala dari pekerjaannya mengantar orang lain mudik ke kampung halaman.
"Namanya konsekuensi dari pekerjaan kita ikut antar orang mudik, sementara saya sendiri enggak mudik siapa tahu memang di situ pahalanya," kata dia.
Meski sedih, dia juga bangga karena berkontribusi membuat mudik lebaran berjalan lancar. Enggak cuma itu, dia juga senang bisa mengantar penumpang ke kampung halaman. Ya, biarpun dia sendiri harus menahan keinginannya.
Kata dia, ada kepuasaan sendiri saat dirinya melihat penumpang pesawat tiba dengan selamat di kampung halaman dan bepelukan dengan keluarga mereka sambil tertawa dan menangis bahagia. Selain kepuasan, rasa rindu terhadap keluarga pun sedikit hilang melihat pemandangan tersebut.
Dia pun bilang, suasana bertugas saat mudik lebaran dengan hari biasa berbeda. Sebab, meski penumpangnya lebih banyak tapi suasananya lebih menyenangkan. Apalagi, cukup banyak anak-anak dan bayi yang ikut dalam penerbangan tersebut.
Terbang dengan rute domestik selama musim libur lebaran, juga disyukuri oleh wanita yang menggeluti bidang pramugari sejak 2010 ini. Sebab, suasana lebaran sangat terasa di rute domestik. Dia masih bisa merasakan suasana malam takbiran dan bisa bersilaturahmi lewat sambungan telepon.
Keluarganya pun kini sudah tak kaget lagi dengan pola kerja Restu. "Sekarang sudah biasa, yang tadinya kalau telepon ‘pulang apa enggak’ jadi ‘kamu Lebaran di mana’," ujar dia.
Selain harus siap menahan rindu dengan keluarga, dia juga harus siap bila ada perubahan jadwal secara mendadak. Mengingat kebutuhan penerbangan di masa mudik lebaran meningkat. Saat ini, kata Restu, Garuda Indonesia sudah menyiapkan 5.000 pramugari di berbagai penerbangan.
Tak cuma bercerita soal kesedihannya, dia juga punya pesan buat mereka yang bekerja saat hari raya lebaran seperti saat ini. "Buat semua yang tidak mengenal tanggal merah, kita kerja ikhlas saja karena tuntutan profesi, mungkin memang pahalanya di sini dan rejeki kita juga dari sini, tetap semangat semuanya."