Peneliti UGM Tak Temukan Indikasi Racun pada KPPS Meninggal

| 25 Jun 2019 18:00
Peneliti UGM Tak Temukan Indikasi Racun pada KPPS Meninggal
Peneliti UGM saat bertemu Ketua KPU (Diah Ayu Wardani/era.id)
Jakarta, era.id - Sejumlah dosen dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah menyelesaikan hasil investigasi soal penyebab sejumlah petugas KPPS sakit hingga meninggal dunia. Satu yang pasti, kajian mereka tidak menemukan adanya indikasi racun di tubuh para petugas yang gugur itu. Kajian ini disampaikan langsung kala datang ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Kata mereka, semua KPPS yang meninggal disebabkan oleh penyebab-penyebab natural. Maksudnya, mereka meninggal karena kondisinya sedang tidak sehat. Jangan lupa juga soal beban kerja yang dialami selama proses penyelenggaraan Pemilu 2019 sehingga bikin kondisi fisik menurun. 

"Semuanya disebabkan oleh problem cardiovascular entah jantung, stroke atau gabungan dari jantung dan stroke. Kami sama sekali tak menemukan indikasi misalnya diracun, atau sebab-sebab lain yang lebih ekstrem," ujar anggota tim peneliti dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Abdul Gaffar Karim di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019).

Kajian ini masih bersifat lokal, cuma pada Provinsi Yogyakarta. Sebanyak 400 dari 11.781 TPS di Yogyakarta dijadikan sebagai sampel lewat teknik custom random sampling. Dengan waktu kajian survei selama rentang tanggal 20 Mei hingga akhir pekan kemarin.

"Kami tidak mengatakan ini mewakili (skala nasional) karena itu yang kita laporkan bahwa berdasarkan riset kami di DIY ini lah yang kami temukan. Kalau kami nanti bisa melakukan yang lebih luas kami akan lakukan dengan melibatkan daerah-daerah lain. Tapi sementara kami baru bisa menyebutkannya di level DIY," jelas Gaffar. 

Kajian ini menggunakan metode campuran (mixed-methods) yakni kuantitatif dengan metode survei dan kualitatif lewat metode deskriptif, dengan mengidentifikasi faktor risiko serta memperhatikan sebaran kematian dan situasi sosial-politik lokal.

Data yang digali antara lain beban kerja, riwayat penyakit selama satu tahun, gangguan kesehatan dalam 6 bulan terakhir, kebiasaan olahraga, merokok, konsumsi suplemen dan kopi, persepsi adanya tekanan dan ancaman, serta kecemasan yang dialami selama bertugas dalam kegiatan Pemilu.

Tim peneliti UGM kemudian mengautopsi verbal 10 dari 12 kasus kematian di Yogyakarta. Hasilnya disimpulkan, 80 persen meninggal karena riwayat penyakit kadiovaskular dan 90 persen kasus karena riwayat merokok. 

"Kesimpulannya, penyebab kematian petugas adalah natural dan diduga karena riwayat penyakit kardiovaskular yang dimiliki, rerata beban kerja petugas KPPS sangat tinggi, adanya kendala terkait Bimtek serta logistik, serta dampak beban kerja yang terlalu tinggi dan riwayat penyakit sebelumnya," pungkasnya.

Ilustrasi oleh Ilham/era.id

 

Tags : pemilu 2019
Rekomendasi