Mami Vin 'Memerdekakan' ODHA Lewat Kebaya

| 17 Aug 2019 18:14
Mami Vin 'Memerdekakan' ODHA Lewat Kebaya
Ilustrasi (Ilham/era.id)
Jakarta, era.id - Hari-hari menjadi waria mulai terasa hampa bagi Vinolia Wakidjo. Ia tidak ingin mati konyol seperti kebanyakan teman seperjuangannya karena terjangkit HIV/AIDS. Perlahan tapi pasti, wanita pria yang akrab disapa Mami Vin itu akhirnya memutuskan untuk "tobat". 

"Dulu mami hidup di jalanan. Cuman kalau dari pemikiran mami berbeda dengan teman-teman, mereka asyik dengan dunianya, kalau mami mikir apakah akan selamanya seperti ini?" kata Mami menceritakan masa lalunya yang ia alami 26 tahun silam. 

Keinginan yang terlintas dalam pikiran Mami Vin untuk mengisi kehidupan selanjutnya adalah mempelajari penyakit HIV/AIDS. Dari situlah cikal bakal Mami Vin mendirikan LSM Rumah Singgah Kebaya. Di sana ia menampung para pengidap HIV/AIDS atau biasa disebut ODHA. 

Hal pertama yang Mami Vin lakukan adalah mengecek dirinya sendiri apakah ia mengidap HIV/AIDS atau tidak. "Alhamdulillah ternyata mami tidak mengidap. Dari situ kemudian menyadarkan mami bahwa mami harus keluar dari 'dunia persilatan'," ujarnya kepada era.id.

Setelah dinyatakan steril, Mami mulai mendalami segala hal tentang HIV. "Saya belajar HIV selama 13 tahun. Walaupun sebenarnya enggak ada duitnya di situ, tapi Mami merasa nyaman melakukannya," sambungnya. 

Infografis (era.id)

Merasa sudah cukup memahami seluk beluk HIV/AIDS, ia mulai mendirikan Rumah Singgah Kebaya pada 2006. Rumah khusus ODHA itu difungsikan untuk mendukung, merawat, dan memulihkan orang yang terkena HIV/AIDS. 

Awalnya Kebaya dikhususkan untuk kaum waria, "Tapi sekarang semua pengidap ODHA diterima, baik itu wanita, pria, gay," jelas Mami. 

Sampai saat ini Mami mengatakan rumah Kebaya menampung hampir 200 orang. Pasiennya kebanyakan datang dari luar Yogya seperti Magelang bahkan Medan. 

Pertentangan di masyarakat

Indonesia termasuk salah satu negara yang jumlah warianya besar. Menurut data statistik yang dimiliki Persatuan Waria Republik Indonesia, jumlah waria yang terdata dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) mencapai 3.887.000 jiwa pada tahun 2007.

Namun, seperti yang kita tahu Waria adalah kaum marjinal di Indonesia. Seperti dijelaskan Arfanda dan Sakaria dalam Konstruksi Sosial Masyarakat Terhadap Waria (2015) mereka mendapat tekanan secara struktur dan kultur. "Waria sering dikucilkan bahkan mendapat perlakukan diskriminatif," tulisnya. 

Sementara itu, menurut hasil penelitian Arfanda dkk (2015), kenapa masyarakat melakukan diskriminasi adalah karena dominan masyarakat merasa bahwa nilai yang dianutnya bertentangan dengan keberadaan waria di tengah-tengah masyarakat. Dan yang lebih ekstrim adalah masyarakat cenderung menjauhi waria kecuali jika memiliki kepentingan yang terkait dengan seorang warita tersebut. 

"Hal yang demikian itulah yang kemudian mengkonstruksi pemikiran masyarakat mengenai waria yang lebih cenderung memberi label negatif terhadap kaum waria," tulis Arfanda dan Sakaria. 

Masalah persepsi di masyarakat, Mami Vin tak ambil pusing. "Kami dilatih secara mental agar tidak terpancing emosi, kita juga harus paham, orang-orang ini kan belum sepenuhnya tau tentang kita (waria) hanya melihat dari luarnya saja," kata Mami.

Menurut Mami seharusnya masyarakat mengenali mereka terlebih dahulu dan mengetahui alasan sebenarnya kenapa mereka memilih menjadi Waria. Tidak sewajarnya masyarakat menghakimi mereka seperti menyebut waria sebagai pendosa dan sebagainya seperti diceritakan Mami Vin. 

"Seperti kata pepatah: tak kenal maka tak sayang. Yang sebetulnya kita baik-baik saja tidak ada masalah, kemudian ada rasa ketakutan, pobia, pada takut sama waria. Padahal kan waria itu enggak masalah," tukasnya.

Oleh karena itu, di momen kemerdekaan ini, Mami Vin merasa menurutnya yang namanya merdeka itu harusnya sudah tidak ada diskriminasi lagi baik kepada waria maupun kepada ODHA. Selain itu, Mami juga berharap kegiatan-kegiatan yang Mami lakukan tidak dipersulit dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan rumah singgah Kebaya tercukupi.

"Itu lah merdeka menurut Mami," pungkasnya. 

Rekomendasi