Redaksi Menyusun 15 Lagu Perlawanan untuk Rayakan Gerakan Mahasiswa

| 26 Sep 2019 16:59
Redaksi Menyusun 15 Lagu Perlawanan untuk Rayakan Gerakan Mahasiswa
Aksi mahasiswa di depan Gedung DPR tanggal 23-24 September (era.id)
Jakarta, era.id - Gelombang mahasiswa Indonesia bergerak menggulung kedigdayaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Di berbagai wilayah Nusantara, mahasiswa melancarkan protes terhadap pengesahan UU KPK dan sejumlah pasal kontroversial dalam RUU KUHP. Pergerakan yang membuktikan mahasiswa tak pernah benar-benar tidur dalam bingkai apatisme.

Gelombang unjuk rasa besar ini dimulai pada Senin lalu (23/9). Hari itu, mahasiswa di berbagai daerah, khususnya Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung bergerak. Hari selanjutnya, demonstrasi mahasiswa meluas ke berbagai daerah, mulai dari Semarang, Surakarta, Medan, Makassar, Palopo, Sinjai, Palembang, hingga Jayapura.

Seluruh mahasiswa punya satu tujuan: kantor wakil rakyat di daerah masing-masing. Di Jakarta, pergerakan terpusat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan. Mereka mengepung wakil rakyat yang tengah menggelar rapat paripurna terkait RUU KUHP yang jadi masalah. Dalam aksinya, mahasiswa mengusung tujuh tuntutan.

DPR mengaku menyetujui penundaan lima poin RUU KUHP yang dianggap bermasalah. Sisanya, masih mengambang. Nasib UU KPK lebih butuh perjuangan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas menolak menerbitkan Peraturan Presiden Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk menurunkan UU KPK yang terlanjur disahkan DPR 17 September lalu.

Bagi mahasiswa, perjuangan belum selesai. Gerakan dukungan kepada mahasiswa terus mengalir. Seiring segala perjuangan ini, kami menyusun sejumlah lagu lokal yang terdengar relevan dengan kondisi bangsa saat ini. Semoga lagu-lagu ini dapat jadi bahan bakar agar semangat perjuangan terus menyala.

1. .Feast - Peradaban

Lagu Peradaban berkumandang di tengah aksi protes mahasiswa. .Feast jadi salah satu lambang perjuangan hari itu. Sejak debut lewat tunggal Camkan di tahun 2014, Baskara Putra (vokal), Adnan S.P. (gitar), Dicky Renanda (gitar), F. Fikriawan (bass), Adrianus Aristo Haryo alias Bodat (drum) langsung menggetarkan.

Unit progressive rock Jakarta hadir dengan mengusung lirik-lirik bermuatan kritik sosial. Konsistensi itu terjaga. Berbagai lagu yang dirilis .Feast di tahun-tahun berikutnya tetap bernada sama. Album "Beberapa Orang Memaafkan" jadi penegasan. Lagu Peradaban yang dinyanyikan mahasiswa Selasa lalu sendiri menggambarkan budaya dan peradaban yang tak akan luntur meski diterpa budaya ataupun paham baru.

Termasuk dalam perlawanan terhadap ketidakadilan. .Feast sendiri telah menyatakan berdiri di belakang mahasiswa. Dalam sebuah video, mereka menyuarakan mahasiswa agar terus berjuang. Bagaimanapun, setiap rakyat Indonesia memiliki DNA perjuangan.

 

2. Navicula - Dagelan Penipu Rakyat

Salah satu rilisan terkeren unit grunge asal Bali, lagu Dagelan Penipu Rakyat adalah sindiran tajam bagi anggota DPR yang dinilai kerap menipu rakyat. Navicula dengan tegas menyampaikan pandangan mereka soal kiprah wakil rakyat yang melenceng jauh dari amanah yang seharusnya diemban.

Robi Cs menyoroti kinerja DPR. Bagaimana anggota dewan banyak menelurkan produk UU yang tak lebih dari lelucon, termasuk berbagai pasal karet yang kerap mencekik demokrasi sejati dalam kekangan hukum.

Dagelan Penipu Rakyat dirilis berbarengan dengan momentum besar gerakan penolakan RUU Permusikan yang dilakukan sejumlah musisi yang tergabung dalam KNTL RUUP (Koalisi Nasional Tolak Rancangan Undang-undang Permusikan).

 

3. Efek Rumah Kaca - Mosi Tidak Percaya

Mosi Tidak Percaya adalah bagian dari album Kamar Gelap rilisan tahun 2008. Lagu ini ditulis oleh Akbar Bagus dan Adrian Yunan. Lagu ini menggambarkan perasaan tak percaya rakyat kepada para penguasa, baik pemerintah maupun wakil rakyat di parlemen.

Dalam hubungannya dengan sistem pemerintahan parlementer, Mosi Tidak Percaya adalah sebuah prosedur yang digunakan pihak oposisi di dalam parlemen untuk melawan pihak penguasa dan koalisinya.

 

4. Homicide - Tantang Tirani

Nomor ini adalah salah satu yang paling keras. Salah satu lagu wajib kala mahasiswa turun ke jalan. Eksistensi Homicide dalam skena musik hip hop lokal --khususnya Bandung-- telah melebur jadi legenda.

Homicide, sejak dulu telah meneriakkan rima-rima berbahaya berbau kritisme terhadap kekuasaan. Dipadu beat, distorsi dan berbagai sampel musik yang saling bertumpuk, frasa kasar nan cerdas yang dilontarkan Ucok --pentolan Homicide-- terasa selalu menyengat.

 

5. Fajar Merah - Bunga dan Tembok

Fajar Merah adalah darah perjuangan yang mengalir. Putra Wiji Thukul ini telah tumbuh menjadi musisi yang selalu membawa semangat pemberontakan di sekujur tubuhnya.

Bunga dan Tembok sendiri adalah salah satu puisi paling masyhur yang diciptakan sang ayah. Puisi itu kemudian 'dilagukan' --jika merujuk kata-kata Ari Reda tentang musikalisasi puisi-- dan berevolusi menjadi sebuah karya paling menggetarkan yang pernah dicipta seorang ayah yang mati dan anaknya.

Kau harus hancur!

 

Selain lima lagu di atas, redaksi juga telah memilih sepuluh lagu lain yang bagi kami amat relevan dengan kondisi bangsa hari ini. Akhir kata, selamat menyimak. Panjang umur perjuangan!

6. Rhoma Irama - Indonesia

7. Slank - Hey Bung

8. Swami - Badut

9. Iwan Fals - Surat Buat Wakil Rakyat

10. Matajiwa - Dongkal Dangkil

11. Marjinal - Hukum Rimba

12. Pas Band - Penguasa

13. The Brandals - Retorika

14. Tashoora - Sabda

15. Iksan Skuter - Partai Anjing

Rekomendasi