Melihat Lebih Dekat Mereka yang Bertahan Hidup dari Topan Hagibis

| 13 Oct 2019 12:42
Melihat Lebih Dekat Mereka yang Bertahan Hidup dari Topan Hagibis
Kamera survivor Topan Hagibis (Istimewa)
Jakarta, era.id - Topan Hagibis masih mengintai penduduk Jepang. Kabar terakhir, sembilan orang tewas dan 15 lainnya dinyatakan hilang usai terjangan badai di Jepang Bagian Utara pada Minggu pagi buta, (13/10) waktu setempat. Lainnya, masih berlindung dengan segala daya. Stok makanan yang terus menipis jadi ancaman bagi mereka.

Kesembilan korban tewas ditemukan di perfektur Chiba, Gunma, Fukushima, Tochigi, dan Kanagawa. Dikutip dari pemberitaan The Japan Times, ini adalah badai paling parah yang menerjang Tokyo sejak tahun 1958. Otoritas pun mengeluarkan peringatan untuk wilayah Kato tentang ancaman hujan lebat dan banjir. Warga diminta mencari tempat aman.

Otoritas saat ini terus melakukan evakuasi terhadap lebih dari enam juta orang di Jepang. Menurut laporan Reuters, wilayah Fukushima di utara Tokyo jadi titik perhatian khusus sebab di kota tersebut terdapat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Tokyo Electric Power Co yang sempat hancur akibat gempa dan tsunami pada 2011 silam.

Rumah-rumah warga di sekitar perfektur Fukushima dan Nagano telah banyak yang tenggelam. Tak cuma rumah, lahan persawahan juga direndam air. Badai Hagibis juga membuat segala persiapan Formula 1 Grand Prix Jepang ditunda. Begitu juga pertandingan Rugby World Cup.

"Bencana akibat banjir dan tanah longsor sepertinya sudah terjadi," kata seorang pejabat Badan Meteorologi Jepang kepada The Japan Times, dikutip Minggu (13/10/2019).

Ancaman bagi yang selamat

Pagi tadi, kami menghubungi Panda Hutasoit, seorang kolega yang tengah berada di Tokyo, Jepang. Menurut Panda, badai turut mengancam mereka yang selamat. Soal makanan, misalnya. Lumpuhnya aktivitas --termasuk perdagangan-- di Tokyo menyebabkan penipisan stok makanan. Sejumlah warga panik. Mereka memborong air minum hingga mi instan.

Selain itu, berbagai perangkat survival lain juga diborong dari toko-toko terdekat. "Sejak kemarin orang memborong air minum, mi instan, camilan, batu baterai untuk senter, seal tape untuk menutupi jendela kaca dengan triplek, dan lainnya," tutur Panda melalui pesan singkat.

Etalase toko bersih diborong (Istimewa)

Segala persiapan pun telah disiapkan para warga yang selamat. Menurut Panda, ia telah mempersiapkan jas hujan di depan pintu tempatnya tinggal. Selain itu, ia juga telah mempersiapkan mobilnya untuk keadaan darurat. "Kaca depan mobil ditutupi matras, pintu mobil tidak dikunci, kunci mobil di dalam mobil. Jadi keluarga tinggal masuk mobil untuk berlindung bila apartemennya bocor. Makanan kecil dan air teh juga sudah ada di dalam mobil buat jaga-jaga," kata Panda.

Panda menceritakan, saat ini warga terus menunggu instruksi dari otoritas. Segala informasi, menurutnya sangat penting untuk memastikan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam situasi survival macam ini. "Manajemen sistem penanggulangan bencana di Jepang cukup baik. Jadi setiap warga harus tertib dan mematuhi arahan yang diberikan melalui jalur informasi pemerintah pusat dan lokal," tutur Panda.

"Informasi dan instruksi disampaikan melalui berita TV, radio, alert HP dan corong speaker yang ada di pojok jalan. Saat ini di tempat saya tinggal masih relatif aman. Ketinggian air dan kecepatan angin masih normal," tambahnya.

Pantauan televisi sebagai kunci informasi (Istimewa)

Selain soal informasi, Katsushikaku, pemerintah lokal setingkat kecamatan tempat Panda tinggal telah mempersiapkan tempat penampungan di gedung-gedung milik pemerintah. "Banyak gedung milik pemerintah setempat, pada umumnya gedung sekolah. Salah satunya hanya berjarak 100 meter dari tempat tinggalku," kata Panda.

Dari segala bahaya yang diantisipasi, Panda mengkhawatirkan terputusnya aliran listrik akibat badai. Menurut Panda, listrik adalah unsur penting dalam situasi survival yang ia jalani. Tanpa listrik, aliran informasi dapat terganggu. Tanpa listrik, pasokan air dapat terhenti.

"Yang paling dikhawatirkan adalah kalau sampai aliran listrik putus. Bisa membawa efek negatif pada pengolahan air bersih dan suplai air minum dan lainnya," ucap Panda.

Tags : topan jebi
Rekomendasi