Rencana pemanggilan disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil setelah menggelar pertemuan tertutup dengan pihak PT Pertamina di Gedung Pakuan, Bandung, Kamis sore (24/10/2019). Dari hasil rapat tersebut, menurut Ridwan Kamil, diketahui ada prosedur atau SOP penggalian yang dilanggar pihak kontraktor PT KCIC.
“Kejadian Selasa itu ada SOP, tatacara, menggali tanah di daerah pipa Pertamina yang kurang diikuti secara prosedur oleh kontraktor PT KCIC,” kata Ridwan Kamil.
Ada dua prosedur penggalian di sekitar zonasi pipa Pertamina yang diduga dilanggar. Pertama, kata Ridwan Kamil, membangun dekat pipa Pertamina harus ada pendampingan atau supervise dari pihak Pertamina yang beruga memastikan titik pipa itu tidak terdampak alat berat.
Kedua, lanjut mantan Wali Kota Bandung itu, penggalian harus berjarak minimal 3 meter dari pipa Pertamina. “Dua prosedur itu tidak dilakukan sehingga terjadilah musibah itu kan. Si eskapatornya tepat mengenai pipa sehingga terjadi ledakan dan ada korban jiwa dari pekerja,” katanya.
Ridwan Kamil bilang, pemanggilan terhadap pihak PT KCIC akan dilakukan secepatnya. Waktunya kemungkinan pekan depan. Masalah yang akan dibahas bukan hanya insiden pipa Pertamina, melainkan ada soal-soal lain terkait dampak pembangunan jalur KCIC di wilayah Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kota Bandung.
Terbaru, keluhan warga di sekitar Gunung Bohong yang rumahnya retak-retak akibat pembangunan tiang pancang KCIC. “Saya akan panggil KCIC-nya, karena saya mendapat laporan tidak hanya Pertamina, di titik-titik lain ada keluhan satu dua akan saya kumpulkan untuk saya tegur agar kejadian ini tidak terulang lagi termasuk koordinasi dengan pemda setempat,” ungkapnya.
Kepada pihak KCIC, Ridwan Kamil akan meminta perhatian lebih, agar pembangunan dilakukan dengan SOP yang benar sehingga tidak menimbulkan dinamika atau keresahan di masyarakat. “Saya mau panggil (KCIC) supaya taat asas pada SOP,” tandasnya.
Adanya sejumlah masalah akibat pembangunan KCIC tersebut tidak membuat proyek tersebut dihentikan sementara. Ridwan Kamil melihat, kejadian ini tidak bersifat sistematis melainkan terjadi karena ketidaksengajaan. Di sisi lain, kata dia, progres pembangunan jalur KCIC juga terus meningkat. Pembebasan lahan juga hampir mencapai seratus persen.
Sementara itu, pihak Pertamina yang mengikuti rapat tertutup tersebut diwakili Sales Area Manager Bandung Sylvia Grace Yuvena, Sales Branch Manager I Bandung, Aris Irmi, Sales Branch Manager II Bandung Andrew Wisnuwardana, dan Fuel Terminal Manager Bandung Group Bambang Supriyono. Pihak Pertamina sendiri tidak bisa memberikan keterangan kepada pers. Keterangan mengenai hasil rapat cukup disampaikan Ridwan Kamil.