Pemerintah pun mengalokasikan 50 juta dolar atau sekitar Rp473 miliar untuk program darurat pemulihan satwa liar itu. Kebakaran diperkirakan telah menghancurkan lebih dari 11,2 juta hektare lahan, atau hampir setengah luas negara Inggris, dan menghancurkan atau merusak habitat beberapa hewan asli Australia.
Diperkirakan satu miliar hewan, termasuk ternak dan hewan peliharaan, mati dalam kebakaran atau berisiko setelahnya karena kekurangan makanan dan tempat berlindung.
"Ini adalah bencana ekologis, bencana yang masih berlangsung," kata Bendahara Frydenberg saat mengunjungi Rumah Sakit Koala Port Macquarie, tempat di mana 45 koala dirawat karena luka bakar, seperti dikutip Antara, Senin (13/1/2020).
"Kita tahu bahwa flora dan fauna asli kita telah rusak parah," ia menambahkan.
Gambar kanguru yang terbakar, koala dan posum, bersama dengan rekaman orang yang mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan hewan asli telah menyebar di seluruh dunia. Para perajin rajut di seluruh dunia telah menggalang dukungan untuk membuat ribuan kantong pelindung dan selimut untuk satwa liar yang terluka.