“Nomor identifikasi anggota girl group 'X’ adalah XXXXXX-XXXXXX," demikian bunyi obrolan grup yang dibuat oleh Cho dan pelanggan Nth Room.
"Alamat bintang TV 'X’ adalah Seoul, X-gu, X-dong, apartemen XX."
"Berikut adalah lokasi Idol 'X’. Jika Anda menunggu di sana, Anda akan bertemu dengannya."
“Nomor identifikasi 9XXXXX-XXXXXX. Nomor teleponnya adalah 010-XXXX-XXXX."
Menurut laporan Dispatch, Cho menggunakan jasa detektif swasta untuk mengumpulkan data dan identitas pribadi dari para selebritas ternama Korea Selatan.
Cho bahkan tak segan merayu para pelanggan dengan pengakuan foto bugil selebritas yang ia miliki. Rasa penasaran dari pelanggan pun membuat Cho semakin untung dan kaya raya.
“Kami hanya akan mengungkapkannya kepada anggota VIP,” tulis Cho
Terungkapnya kasus baru ini menyeret detektif swasta yang disewa oleh Cho. Ia dijatuhi hukuman selama 14 bulan penjara akibat menyebarkan data pribadi seseorang dan melanggar Undang-Undang Hukuman Kasus Khusus, serta kejahatan seksual.
Meski mengaku punya foto bugil dari para selebritas papan atas, menurut media Dispatch hal itu hanyalah omong kosong belaka. Cho hanya memakai kekuatan tersebut untuk menghasilkan banyak uang. Tak sepenuhnya kesaksian dan pengakuannya tersebut di nilai benar adanya.
Kasus Nth Room telah menyeret banyak pihak dan merugikan banyak orang, khususnya 74 korban kejahatan seksual dengan 16 korban yang masih di bawah umur. Nth Room sendiri merupakan sebuah grup chat berbasis telegram yang memiliki tiga kelas berbeda dan tarif tertentu.
Selain menangkap pelaku kejahatan seksual, warga Korea Selatan juga baru-baru ini membuat petisi tentang penolakan hakim Oh Deok Shik ke dalam kasus Nth Room. Di mana hakim Oh dinilai tak adil dalam menangani kasus kejahatan seksual.