Pelayanan Bak Raja Pemkot Solo untuk Pemudik Usai Jalani Karantina

| 06 May 2020 09:28
Pelayanan Bak Raja Pemkot Solo untuk Pemudik Usai Jalani Karantina
Ilustrasi suasana Terminal Kp Rambutan di Jakarta Timur yang sepi (Foto: Angga/era.id)
Solo, era.id - Harus diakui, tidak semua warga mematuhi larangan mudik yang diterapkan pemerintah. Di Solo, semua pemudik yang nekat datang, 'terpaksa' harus dikarantina dulu sebelum diperbolehkan 'berkeliaran' di kota ini. Tapi setelah jalani karantina, mereka diperlakukan bak raja oleh Pemkot Solo.

Para pemudik yang datang ke Solo menjelang Lebaran tahun ini memang diperlakukan istimewa oleh Pemkot Surakarta. Pandemi COVID-19 mengharuskan mereka menunda untuk sampai ke tempat tujuan di Kota Bengawan.

Pemudik, terutama mereka yang menggunakan transportasi umum,  diwajibkan “transit” di dua lokasi. Yakni Grha Wisata Niaga dan Ndalem Joyokusuman untuk menjalani proses karantina.

Karantina yang diberlakukan sebelum pemerintah pusat resmi melarang aktivitas mudik Lebaran ini, memang dimaksudkan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Pemkot tak ingin mengambil risiko, mengingat para pemudik berpotensi menjadi carrier pembawa virus tersebut. Atau yang lebih buruk, tiba di Solo dengan gangguan kesehatan akibat terpapar corona.

"Jadi selama dikarantina, pemudik selalu diperiksa kesehatannya oleh tim medis. Kami juga menjamin kecukupan logistik, serta menyediakan beberapa fasilitas olahraga agar mereka tetap bisa menjaga kebugaran tubuh," ucap Wali Kota FX Hadi Rudyatmo seperti kami kutip dari laman resmi Pemkot Solo, Rabu (6/5/2020).

Pemkot pun membagi para pemudik yang tiba di Solo itu menjadi dua kategori, berdasarkan pemeriksaan awal. Yakni sehat dan mengalami gangguan kesehatan. Mereka yang sehat dikarantina di Grha Wisata Niaga. Jika sebaliknya, maka dikarantina di Ndalem Joyokusuman. Bahkan bila perlu pemudik dari kedua lokasi itu bisa dirujuk ke fasilitas kesehatan (faskes), jika kondisi kesehatannya menurun secara tiba-tiba.

Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, mengantar pemudik dari Grha Wisata Niaga ke rumah masing-masing (Foto Pemkot Solo)

Selama 14 hari, tim medis posko penanganan Covid-19 terus memantau kondisi fisik para pemudik tersebut. Usai dua pekan menjalani proses karantina, mereka diizinkan pulang ke rumah masing-masing. Tapi dengan catatan, tak ada keluhan kesehatan.

Setelah lulus, pemudik akan dibekali surat keterangan dari tim medis yang menyatakan status kesehatan mereka. Dan akhirnya, pemudik juga diantarkan hingga pintu rumah masing-masing.

"Ini bentuk tanggung jawab kami kepada masyarakat. Yang dikarantina itu sudah berstatus Orang Dalam Pengawasan (OPD). Jadi kalau sudah selesai karantina, ya kami kembalikan ke rumah dalam kondisi sehat," kata kawan dekat Presiden Jokowi ini.

Namun sering kali banyak warga malah menilai negatif terhadap mereka yang berstatus OPD tersebut. Bukan rahasia lagi jika masih ada kalangan yang berpersepsi keliru terkait Covid-19. Termasuk status OPD, yang kerap distigma sebagai pasien terkonfirmasi positif terserang virus tersebut.

“Jadi jika pemudik diantarkan pulang oleh Pemkot, kami minta masyarakat tidak mengucilkan mereka. Apalagi pemudik yang dikarantina di Grha Wisata Niaga ini sebenarnya kondisinya sehat-sehat saja dan tidak terpapar virus corona,” tandas Rudy, sapaan akrab Wali Kota.

Syaiful Qomar, salah seorang pemudik yang diantar pulang Wali Kota mengapresiasi prosedur karantina yang diterapkan Pemkot. Pemudik yang tiba dari Jakarta dengan tujuan Banjarsari itu, mengaku nyaman menjalani karantina di Grha Wisata Niaga.

“Beda dengan bayangan saya pada awalnya. Sempat deg-degan dan bingung mau diapain, karena yang pertama masuk ke situ adalah saya. Tapi ternyata di sana asyik-asyik saja dan semuanya sudah seperti saudara,” aku pemudik yang dikarantina sejak awal April tersebut.

Ia pun berjanji menuruti pesan tim medis, agar tidak keluar rumah selama sepekan pertama kepulangannya dari lokasi karantina.

Ketua RW tempat keluarga Syaiful tinggal, Sunarmin, juga merespon positif pemulangan warganya tersebut. Ia berjanji untuk memberikan pemahaman terhadap warga, seandainya terjadi pengucilan terhadap Syaiful maupun keluarganya.

“Masyarakat juga diharapkan semakin jeli dalam mengawasi lingkungan masing-masing. Khususnya jika ada pendatang atau pemudik dari luar daerah,” tuturnya.

Grafis oleh tim era.id

 

Tags : mudik
Rekomendasi