Pembuktian Kalung Antikorona, Pertaruhan 'Muka' Kementan

| 05 Jul 2020 10:23
Pembuktian Kalung Antikorona, Pertaruhan 'Muka' Kementan
Kalung anti corona
Jakarta, era.id - Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay menilai hasil penelitian kementan soal 'kalung antikorona' masih perlu diuji lebih lanjut lagi. Pasalnya, penelitian tersebut dinilai belum benar-benar terbukti ampuh sebagai antivirus korona. Apalagi, masih ada beberapa lembaga penelitian dan peneliti yang meragukan efektivitas bahan eucaplyptus tersebut.

"Beberapa hari lalu, teman saya memberikan satu botol kecil minyak eucaplyptus kepada saya. Saya sudah mencoba dan membukanya. Lalu, saya oleskan ke bagian leher dan pundak saya. Rasanya sedikit panas, lebih panas dari minyak kayu putih," kata Saleh saat dihubungi, Minggu (5/7/2020).

Ia pun mempertanyakan keampuhan kalung tersebut untuk mencegah korona. Sebab masih perlu pembuktian lebih lanjut. Apalagi saat ini, Indonesia dan bahkan negara-negara lain sangat membutuhkan antivirus korona.

Menurutnya, Indonesia juga butuh vaksin dan juga obat yang bisa menyembuhkan. Namun demikian, hasil penelitian yang ada sangat perlu diujicobakan lebih lanjut sehingga diyakini betul keampuhannya.

"Kalau benar kementan menemukan antivirus corona, tentu itu sangat membanggakan. Namun jika klaim antivirus korona itu nanti ternyata tidak terbukti, bisa jadi akan ada penilaian tidak baik," kata Saleh.

Dalam konteks ini, ia meminta kementan untuk memperhitungkan segala aspek jika ingin melakukan produksi massal. Termasuk sumber anggaran dan mekanisme pendistribusiannya kepada masyarakat. Sebab, upaya memproduksi eucaplyptus secara massal tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

"Katanya ini kan mau kerjasama dengan pihak swasta. Kalau sudah yakin bahwa ini efektif sebagai antivirus korona, pihak swasta kelihatannya bisa berperan aktif. Terutama dalam mempersiapkan anggaran yang dibutuhkan," kata Saleh.

Ia menjelaskan kalau anggaran produksinya dari pihak swasta, masalahnya tidak akan rumit. "Tapi kalau menggunakan APBN, lalu pihak swasta ada di situ, persoalannya akan menjadi lebih kompleks," kata Saleh.

 

Tags : covid-19
Rekomendasi